Sebelumtumbukan, kecepatan masing-masing adalah benda v1 dan v2. Sesudah tumbukan, kecepatannya menjadi v' dan v2'. Apabila F 12 adalah gaya dari m1 yang dipakai untuk menumbuk m2, dan F 21 adalah gaya dari m2 yang dipakai untuk menumbuk m1 maka menurut Hukum III Newton diperoleh hubungan sebagai berikut: F(aksi) = -F(reaksi) atau F 12
Rumus momentum p adalah p = di mana m adalah massa benda dan v adalah kecepatan gerak benda. Halo adik-adik, kalian tahu tidak bagaimana bentuk rumus momentum? Nah, kebetulan nih, materi inilah yang akan kakak jelaskan pada kesempatan kali ini. Momentum merupakan salah satu fenomena yang sering dikaji dalam ilmu fisika. Besaran ini menghubungkan antara massa dan kecepatan gerak sebuah benda. Oh iya, kalian pernah tidak melihat tabarakan kendaraan bermotor? Untuk kalian ketahui, parah atau tidaknya tabrakan itu bisa diketahui melalui teori momentum lho. Selain itu, materi ini juga akan dilengkapi dengan contoh soal yang disertai dengan jawaban pembahasan untuk memandu kalian bagaimana cara menggunakan rumus momentum. Baiklah, kakak mulai saja materinya... Pengertian Momentum Apa yang dimaksud dengan momentum? Dalam ilmu fisika, momentum adalah ukuran kesukaran untuk mendiamkan gerak sebuah benda. Dalam pengertian yang lain, momentum bisa diartikan sebagai kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada kecepatan yang konstan. Oh iya, di atas kakak singgung tentang tabrakan kendaraan, apa sih kaitannya dengan momentum? Begini penjelasannya, benda yang mempunyai momentum yang besar menunjukkan bahwa benda tersebut sulit untuk dihentikan dan akan mempunyai efek merusak yang lebih besar bila menabrak sesuatu. Mobil truk mempunyai massa besar, akan mempunyai efek yang lebih besar bila menabrak tembok dibandingkan sebuah sepeda motor yang massanya lebih kecil meskipun kecepatan kedua jenis kendaraan tersebut sama. Semakin besar massa benda semakin besar pula momentumnya. Bagaimana seandainya jika truk dan motor tersebut bertabrakan? Maka, bisa dipastikan keadaan terparah akan dialami oleh motor karena momentumnya kalah dengan truk. Namun, selain massa, besaran yang juga berpengaruh terhadap momentum adalah kecepatan. Semakin besar kecepatan benda semakin besar pula momentumnya Jadi, ketika terdapat dua truk dengan jenis yang sama saling bertabrakan, maka truk tercepatlah yang memiliki momentum terbesar. Lambang, Satuan, Dimensi Momentum Dalam fisika, momentum dilambangkan dengan p, sengaja ditulis tebal untuk menandakan bahwa besaran ini merupakan besaran vektor. Satuan momentum menurut Sistem Satuan Internasional SI adalah kilogram meter per sekon kg m/s atau newton sekon Ns. Berdasarkan jenis satuannya, momentum termasuk ke dalam besaran turunan, yaitu diturunkan dari besaran pokok massa, panjang, dan waktu. Dimensi momentum dilambang dengan simbol [M][L][T]-1. Hubungan Momentum, Massa, dan Kecepatan Dari ilustrasi di atas, maka bisa kita simpulkan hubungan antara momentum, massa, dan kecepatan. Momentum sebuah benda berbanding lurus dengan massa dan kecepatannya. Semakin besar massa benda semakin besar pula momentumnya. Serta, semakin besar kecepatan benda semakin besar pula momentumnya. Rumus Momentum Momentum suatu benda atau sering disebut momentum linier adalah perkalian massa benda dengan kecepatan benda. Secara matematis, dirumuskan p = m . v Keterangan p = momentum benda kg m/s m = massa benda kg v = kecepatan benda m/s Baca Juga Rumus Lainnya Rumus Gaya Rumus Usaha Hukum Kekekalan Momentum Dalam kajian tentang momentum, ada yang namanya Hukum Kekekalan Momentum. Bagaimana bunyi dari hukum ini? Misalnya, terdapat dua buah bola saling bergerak berlawanan arah dengan kecepatan masing-masing v1 dan v2 dan massa masing-masing m1 dan m2. Benda kemudian bertumbukan, maka hukum kekekalan momentum berbunyi Momentum total sebelum tumbukan sama dengan momentum total setelah tumbukan. Syarat berlakunya hukum kekekalan momentum adalah tidak ada gaya luar yang mempengaruhi sistem. Secara matematis, hukum kekekalan momentum bisa dituliskan dengan rumuspawal = pakhir di mana pawal = + pakhir = + Sehingga + = + Keterangan pawal = momentum sebelum tumbukan kg m/s pakhir = momentum setelah tumbukan kg m/s m1 = massa benda 1 kg v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan m/s m2 = massa benda 2 kg v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan m/s v1' = kecepatan benda 1 setelah tumbukan m/s v2' = kecepatan benda 2 setelah tumbukan m/s Momentum Tumbukan Tumbukan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting. 1. Tumbukan Lenting Sempurna Tumbukan lenting sempurna atau tumbukan elastik adalah tumbukan di mana berlaku hukum kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik. Artinya, energi kinetik tetap sebelum dan sesudah tumbukan. Koefisien restitusi e pada tumbukan lenting sempurna = 1 Soal-soal yang berkaitan dengan tumbukan lenting sempurna, bisa diselesaikan dengan rumus-rumus berikut ini + = + dan v1 - v2 = -v1'- v2' , 2. Tumbukan Lenting Sebagian Pada tumbukan lenting sebagian, energi kinetik benda yang bertumbukan akan berkurang. Sehingga energi kinetik sesudah tumbukan lebih kecil dari energi kinetik sebelum tumbukan. Koefisien restitusi e pada tumbukan lenting sebagian adalah 0 < e < 1. Jadi hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku, yang berlaku hanya hukum kekekalan energi momentum. Soal-soal yang berkaitan dengan tumbukan lenting sempurna, bisa diselesaikan dengan rumus-rumus berikut ini + = + dan Δv' < Δv v1' - v2' < v2 - v1 3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, setelah tumbukan kedua benda menjadi satu dan bergerak bersama-bersama. Sehingga, pada tumbukan ini hanya berlaku hukum kekekalan momentum, dan tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Koefisien restitusi pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah 0. Rumus yang berlaku pada tumbukan tumbukan tidak lenting sama sekali adalah + = m1 + m2.v' v1' = v2' = v' Contoh Soal Momentum Berikut ini kakak tampilkan beberapa contoh soal yang berkaitan dengan momentum Contoh Soal 1 Sebuah benda mempunyai massa 2,5 kg. Hitunglah momentum benda saat kecepatannya 3 m/s? Jawaban Diketahui m = 2,5 kg v = 3 m/s Ditanyakan p...? Penyelesaian = 2,5 kg . 3 m/s = 7,5 kg m/s Jadi, besar momentum benda tersebut adalah 7,5 kg m/s. Contoh Soal 2 Sebuah benda A mempunyai massa 2 kg dan bergerak ke kiri dengan kecepatan 5 m/s. Benda lain B mempunyai massa 4 kg dan bergerak ke kanan dengan kecepatan 2,5 m/s. Hitunglah a. momentum benda A, b. momentum benda B, dan c. momentum total benda A dan B. Jawaban Diketahui mA = 2 kg vA = 5 m/s ke kiri mB = 4 kg vB = 2,5 m/s ke kanan Ditanyakan a. pA b. pB c. ptotal Penyelesaian a. pA = mA . vA = 2 kg . -5 m/s = -10 kg m/s Jadi, momentum benda A adalah -10 kg m/s tanda minus menandakan bahwa momentum A mengarah ke kiri b. pB = mB . vB = 4 kg . 2,5 m/s = 10 kg m/s Jadi, momentum benda B adalah 10 kg m/s ke kanan. c. ptotal = pA + pB = -10 kg m/s + 10 kg m/s = 0 kg m/s Jadi, momentum total antara benda A dan B adalah 0 kg m/s. Contoh Soal 3 Sebuah kereta bermassa 5 kg bergerak searah dengan sumbu x positif dengan kecepatan 3 m/s. Kereta tersebut menumbuk kereta lain bermassa 4 kg yang diam, sehingga kedua kereta tersebut bergabung menjadi satu karena adanya pengait yang dipasang padanya. Hitunglah a. momentum awal sistem b. momentum akhir sistem, dan c. kecepatan akhir kedua kereta Jawaban Diketahui m1 = 5 kg v1 = 3 m/s m2 = 4 kg v2 = 0 m/s Ditanyakan a. pawal b. pakhir b. v' Penyelesaian a. Momentum awal pawal pawal = + = 5 kg . 3 m/s + 4 kg . 0 m/s = 15 kg m/s + 0 kg m/s = 15 kg m/s b. Momentum akhir pakhir Berdasarkan hukum kekekalan momentum, di mana momentum awal sistem sama dengan momentum akhir, maka besarnya momentum akhir adalah 15 kg m/s. c. Kecepatan akhir kedua kereta v' + = m2 + m1 . v' 15 kg m/s = 4 kg + 5 kg . v' v' = 15 kg m/s / 9 kg = 1,67 m/s Jadi, kecepatan akhir kedua kedua kereta adalah 1,67 m/s. Contoh Soal 4 Sebuah peluru bermassa 20 gram ditembakkan dari sebuah senapan bermassa 1,6 kg dengan kelajuan 800 m/s. Hitunglah kecepatan senapan mendorong bahu penembak. Jawaban Diketahui mp = 20 gram = 0,02 kg ms = 1,6 kg vp = 0 m/s vs = 0 m/s vp' = 800 m/s Ditanyakan vs'......? Penyelesaian + = + 0,2 kg . 0 + 1,6 kg . 0 = 1,6 kg . vs' + 0,02 kg . 800 m/s 0 kg m/s = 1,6 kg . vs' + 16 kg m/s -1,6 kg . vs' = 16 kg m/s vs' = 16 kg m/s / -1,6 kg = -10 m/s Jadi, kecepatan senapan mendorong bahu penembak adalah -10 m/s tanda negatif menyatakan bahwa gerak senapan berlawanan arah dengan gerak peluru. Contoh Soal 5 Bola bermassa 150 gram bergerak ke kanan dengan kelajuan 20 m/s menumbuk bola lain bermassa 100 gram yang mula-mula diam. Jika tumbukannya lenting sempurna, berapakah kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan? JawabanDiketahuim1 = 150 g = 0,150 kgv1 = 20 m/sm2 = 100 g = 0,100 kgv2 = 0 m/s Ditanyakanv1' dan v2'....? PenyelesaianLangkah pertama, rumus hukum kekekalan momentum + = + 0,150 . v1 + 0,100 . v2 = 0,100 . v2' + 0,150 . v1' 150 . v1 + 100 . v2 = 100 . v2' + 150 . v1' 3v1 + 2v2 = 2v2' + 3v1' 320 + 20 = 2v2' + 3v1' 3v1' + 2v2' = 60....*Langkah keduav1 - v2 = -v1'- v2'20 - 0 = -v1'- v2'-v1'+ v2' = 20....**Langkah ketiga, persamaan ** di kali 3 untuk mengeliminasi v1', sehingga diperoleh3v1' + 2v2' = 60....*-3v1' + 3v2' = 60....persamaan ** setelah dikali 3- + 6v2' = 120v2' = 20 m/s Langkah keempat, masukkan nilai v2' ke persamaan **, sehingga diperoleh-v1'+ v2' = 20-v1'+ 20 = 20-v1' = 20 - 20v1' = -20 + 20v1' = 0 m/s Jadi, setelah tumbukan kecepatan bola 1 v1' dan kecepatan bola 2 v2' adalah 0 dan 20 m/s. Kesimpulan Jadi, Rumus momentum p adalah p = di mana m adalah massa benda dan v adalah kecepatan gerak benda. Gimana adik-adik, udah paham kan cara penggunaan rumus momentum di atas? Jangan bingung lagi yah saat mengerjakan soal. Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat. Referensi Arifudin, M. Achya. 2007. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta Inter Plus. Esvandiari. 2007. Kumpulan Lengkap Rumus Fisika SMA. Jakarta Puspa Swara.
v2' = kecepatan akhir benda kedua Koefisien Restitusi (e) Koefisien restitusi adalah negatif perbandingan antara kecepatan relatif sesaat sesudah tumbukan dengan kecepatan relatif sesaat sebelum tumbukan. Koefisien restitusi jika dituliskan dalam persamaan matematis sebagai berikut: Nilai koefisien restitusi adalah terbatas, yaitu 0 ≤ e ≤ 1
FisikaMekanika Kelas 10 SMAMomentum dan ImpulsTumbukan Lenting Sempurna, Lenting Sebagian, dan Tidak LentingDua benda bermassa sama bergerak pada satu garis lurus saling mendekati seperti gambar berikut. v1=8 m/s v2=10 m/s Jika v2' adalah kecepatan benda 2 setelah tumbukan ke kanan dengan laju 5 m/s, besar kecepatan v1' setelah tumbukan adalah ....Tumbukan Lenting Sempurna, Lenting Sebagian, dan Tidak LentingMomentum dan ImpulsMekanikaFisikaRekomendasi video solusi lainnya0047Sebuah bola pingpong jatuh bebas dari ketinggian 4 meter....0425Sebuah bola bermassa 0,9 kg digantung dengan seutas tal...0208Sebuah peluru dengan massa 10 gram meluncur dengan kecepa...Teks videoLogo Vans di zolimi terdapat dua buah benda yang massanya sama dan Diketahui P1 nya 8 meter per sekon dan V2 nya adalah negatif 10 meter per sekon. Kenapa negatif arahnya kita ke kiri dari kata sepakat dibawa ke kiri tandanya negatif tekanan anaknya positif Oke lanjut V2 adalah 5 meter per sekon ditanyakan adalah Besar kecepatan V1 setelah tumbukan atau V1 aksen untuk kerjakan soal ini kita hanya perlu persamaan kekekalan momentum yaitu 1 + F2 V2 = M 1 + n + m 2 fe2 aksen kita masukkan variabel-variabelnya menjadi yang satunya kita Tuliskan saja m kecepatannya 8 + 2 itu dikali 10 = m tambah m luasnya adalah 58 m dikurangi 10 m = m p 1 aksen ditambah 5 m dimana kita geser ke kiri menjadi 8 n Min 10 dikurangi 5 = n V1 Send my kita keluarkan email nya jadi 8 kurangi 10 kurangi 5 M N + 1 akan menjadi negatif 7 dengan p 1 aksen 1 aksen = 7 meter per sekon ke arah Kiri atau jawabannya adalah sampai jumpa di pertanyaan berikutnya. Duabuah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sebagaian bila ada kehilangan energi kinetik setelah tumbukan. Secara matematis kecepatan masing-masing benda sebelum dan sesudah tumbukan dapat diliha pada rumus berikut eV1 + V1 = eV2 + V2 e pada persamaan di atas adalah koefiseien retitusi yang nilainya bergerak antara 0 sampai 1
Sebagian dari kalian pasti tahu dong bahwa Indonesia pernah meluncurkan sebuah roket dan mengorbitkan satelitnya di luar angkasa. Dalam prinsip peluncuran roket tersebut, digunakan teori Hukum Kekekalan Momentum, dimana besar momentum yang dihasilkan gaya dorong oleh bahan bakar sama dengan momentum meluncurnya roket. Lalu apa itu hukum kekekalan momentum? Konsep momentum memiliki peranan penting dalam fisika, hukum kekekalan momentum menjelaskan bahwa jika dua buah benda bertumbukan maka besar penurunan momentum pada salah satu benda akan bernilai sama dengan besar peningkatan momentum pada benda lainnya. Ini berarti, total momentum sistem benda sebelum tumbukan selalu sama dengan total momentum sistem benda setelah tumbukan. Secara matematis, hukum kekekalan momentum dapat ditulisakan sebagai berikut m1v1 + m2v2 = m1v1 + m2 v2 keterangan m1 adalah massa benda 1 m2 adalah massa benda 2 v1 adalah kecepatan benda 1 sebelum tumbukan v2 adalah kecepatan benda 2 sebelum tumbukan v1 adalah kecepatan benda 1 setelah tumbukan v2 adalah kecepatan benda 2 setelah tumbukan Hukum kekekalan momentum ternyata berlaku pada semua sistem yang terdiri atas dua benda ataupun lebih yang berinteraksi satu sama lain. Hal ini berlaku selama tidak ada gaya dari luar sistem atau resultan gaya dari luar sistem sama dengan nol. Kendati demikian, hukum ini tidak berlaku pada gerak balok di atas permukaan yang kasar dan pada gerak mobil yang dipercepat atau diperlambat. Baca juga Hukum Perbandingan Tetap Dalam Kimia Sedangkan pada prinsip roket seperti yang dicontohkan diatas, prinsip terdorongnya roket memenuhi hukum kekekalan momentum. Pada keadaan mula-mula sistem dalam hal ini roket dan bahan bakar diam, sehingga momentumnya sama dengan nol. Sesudah gas menyembur keluar dari roket, momentum sistem tetap sehingga momentum sistem sebelum dan sesudah gas keluar adalah sama. Berdasarkan hukum ini. kecepatan akhir yang dapat dicapai sebuah roket bergantung pada banyaknya bahan bakar yang dapat dibawa oleh roket dan kelajuan pancaran gas. Pada dasarnya kedua besaran ini terbatas, sehingga digunakanlah roket-roket bertahap multistage rockets yaitu, beberapa roket yang digabung bersama, begitu bahan bakar tahap pertama telah dibakar habis maka roket ini dilepaskan. Dalam kehidupan sehari-hari, asas gaya dorong roket juga dimanfaatkan oleh cumi-cumi dan gurita. Dimana hewan tersebut bergerak seperti pada roket meneguk air dan mengeluarkannya dengan kecepatan yang tinggi dan memungkinkan untuk bergerak lebih cepat dalam air Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsFisikaHukum Kekekalan MomentumKekekalan MomentumKelas 10MomentumRoket You May Also Like
Duabenda masing-masing bermassa m1 = 3 kg dan m2 = 4 kg bergerak berlawanan arah saling mendekati dengan kelajuan v1 = 10 m/s dan v2 = 12 m/s. Kedua benda bertumbukan dan setelah tumbukan keduanya saling menempel. Kecepatan kedua benda setelah tumbukan adalah Pembahasan Diketahui : Massa benda 1 (m1) = 3 kg Massa benda 2 (m2) = 4 kg
Momentum dalam bahasan fisika dapat diartikan sebagai jumlah gerak, atau dapat dikatakan sebagai besaran lain yang menyatakan gerak benda. Simbol momentum adalah p dan satuan momentum dinyatakan dalam kg⋅m/s kilogram meter per sekon atau dapat juga menggunakan satuan Ns Newton sekon. Definisi dari momentum suatu benda bergerak adalah hasil kali perkalian antara massa m dengan kecepatan benda v. Untuk perubahan momentum Δp dapat dinyatakan melalui persamaan impuls Δp = I = F ⋅ Δt. Hukum kekekalan momentum berlaku pada dua benda bertumbukan atau tabrakan yang mengalami lenting sempurna. Tumbukan dengan lenting sempurna terjadi apabila tidak ada energi yang hilang, di mana jumlah energi kinetik kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama. Hukum kekekalan momentum tidak berlaku jika jumlah gaya luar pada benda-benda yang bertumbukan tidak sama dengan nol. Bagaimana persamaan yang sesuai hukum momentum? Bagaimana persamaan tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah. Table of Contents Bunyi dan Persamaan pada Hukum Kekekalan Momentum Contoh Soal dan Pembahasan Contoh 1 – Penggunaan Hukum Kekekalan Momentum Contoh 2 – Penggunaan Hukum Kekekalan Momentum Contoh 3 – Penggunaan Hukum Kekekalan Momentum Baca Juga Rumus Momentum dan Impuls Serta Hubungan Keduanya Bunyi dan Persamaan pada Hukum Kekekalan Momentum Dua benda yang masing- masing memiliki massa m1 dan m2 bergerak dengan arah kecepatan yang berlawanan pada suatu lintasan yang sama. Misalkan benda pertama bergerak dengan kecepatan v1 dan benda kedua bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda tersebut akan bertumbukan dan mengalami lenting elastis sempurna sehingga besar dan arah kecepatannya menjadi berubah. Apabila sistem yang mengalami tumbukan itu tidak mendapatkan gaya luar F = 0 maka perubahan momentum sama dengan nol Δp = 0 atau p = konstan. Atau dapat didapatkan bahwa jumlah momentum benda sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum benda setelah tumbukan. Kondisi tersebut memenuhi hukum kekekalan momentum. Bunyi hukum kekekalan momentumJika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda, maka jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan. Secara matematis, hukum kekekalan momentum memenuhi persamaan seperti berikut. Bunyi hukum kekekalan momentum jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda maka jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan. KeteranganmA = massa benda AvA = kecepatan benda A sebelum tumbukanvA’ = kecepatan benda A setelah tumbukan mB = massa benda BvB = kecepatan benda B sebelum tumbukanvB’ = kecepatan benda B setelah tumbukan Selanjutnya, sobat idschool dapat melihat bagaimana persamaan hukum kekekalan momentum dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu persoalan. Bahasan tersebut dapat dilihat melalui ulasan contoh soal hukum kekekalan momentum beserta pepmbahasannya di bawah. Baca Juga Pengertian Momentum dan Impuls, serta Hubungan Keduanya Contoh Soal dan Pembahasan Beberapa contoh soal di bawah dapat sobat idschool gunakan untuk mengukur pemahaman bahasan materi di atas. Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi dengan pembahasannya. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat berlatih! Contoh 1 – Penggunaan Hukum Kekekalan Momentum Bola tanah liat yang bermassa 0,1 kg menumbuk kereta mainan yang massanya 0,9 kg yang berada dalam keadaan diam. Pada saat menumbuk, bola memiliki kecepatan 18 m/s dalam arah horizontal. Kecepatan kereta mainan setelah tumbukan adalah ….A. 200 m/sB. 180 m/sC. 18 m/sD. 16,2 m/sE. 1,8 m/s PembahasanBeberapa keterangan yang diberikan pada soal diperoleh beberapa informasi seperto berikut. Massa bola tanah liat m1 = 0,1 kgMassa kereta mainan m2 = 0,9 kgKecepatan kereta mainan diam v2 = 0 m/sKecepatan bola saat menumbuk v1 = 18 m/s Menghitung kecepatan bola tanah liat dan kereta mainan setelah tumbukan v2m1 v1 + m2 v2 = m1 + m2 v20,1 × 18 + 0,9 × 0 = 0,1 + 0,9v21,8 + 0 = v2v2 = 1,8 m/s Jadi, kecepatan kereta mainan setelah tumbukan adalah 1,8 m/ E Contoh 2 – Penggunaan Hukum Kekekalan Momentum Dua buah benda bermassa sama bergerak pada satu garis lurus saling mendekati seperti pada gambar. Diketahui v2 adalah kecepatan benda kedua setelah tumbukan ke kanan dengan laju 5 m/s. Besar kecepatan benda pertama setelah tumbukan adalah ….A. 7 m/s ke kiriB. 7 m/s ke kananC. 3,2 m/s ke kananD. 0,4 m/s ke kananE. 0,4 m/s ke kiri PembahasanMisalkan arah ke kanan diberi simbol tanda positif + dan arah ke kiri diberi simbol tanda negatif ‒. Sehingga beberapa keterangan yang terdapat pada soal meliputi beberapa nilai besaran berikut. Kecepatan benda pertama sebelum tumbuhkan v1 = 8 m/sKecepatan benda kedua sebelum tumbuhkan v2 = ‒10 m/sKedua benda bermassa sama m1 = m2 = mKecepatan benda kedua setelah tumbuhkan v2 = ‒10 m/s Menghitung kecepatan benda pertama setelah tumbuhan v1 Jadi, besar kecepatan benda pertama setelah tumbukan adalah 7 m/s ke A Contoh 3 – Penggunaan Hukum Kekekalan Momentum Sebuah peluru dengan massa 10 gram dan kecepatan 900 m/s menembus balok yang massanya 80 kg dalam keadaan diam. Diketahui bahwa kecepatan peluru setelah menembus balok adalah 100 m/s, kecepatan balok karena tertembus peluru adalah ….A. 10 m/sB. 1 m/sC. 0,5 m/sD. 0,1 m/sE. 30 m/s PembahasanBerdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh informasi-informasi seperti berikut. Massa peluru mp = 10 gram = 0,01 kgMassa balok mb = 80 kgKecepatan peluru mula-mula vp = 900 m/sKecepatan balok mula-mula vb = 0 m/s karena balok awalnya dalam keadaan diamKecepatan peluru akhir vp = 100 m/s Menghitung kecepatan balok akhir setelah tertembus peluru vbmpvp + mbvb = mpvp + mbvp0,01×900 + 80×0 = 0,01×100 + 80vp9 + 0 = 1 + 80vp80vp = 9 – 180vp = 8vp = 8/80 = 0,1 m/s Jadi, kecepatan balok karena tertembus peluru adalah 0,1 m/ D Demikianlah tadi hukum kekekalan momentum dan penerapannya untuk menyelesaikan soal dalam suatu permasalahan. Terimakasih sudah mengunjungi idschooldotnet, semoga bermanfaat. Baca Juga 3 Jenis Lenting pada Benda yang Bertumbukan
Makabenda 1 memiliki arah gerakan ke kanan karena benda 2 bergerak ke arah kiri. Jadi benda 1 memiliki kelajuan setelah tumbukan yaitu 1 m/s dengan arah ke kanan. 3. Massa bola 1 adalah 2 kg dan massa bola 2 adalah 3 kg, dimana keduanya bertumbukan secara lenting sebagian dan gerakannya searah. Kelajuan bola 1 ketika bergerak 15 m/s dan Dua benda pada lintasan yang sama dan saling bergerak dengan arah berlawanan akan mengalami tumbukan. Tumbukan yang dialami benda dapat merubah arah dan kecepatan benda. Perubahan kecepatan dan arah yang dialami benda setelah tumbukan bergantung pada jenis tumbukan yang terjadi. Ada tiga jenis tumbukan yaitu tumbukan lenting sempurna, lenting sebagian, dan tidak lenting sama sekali. Cara menghitung kecepatan benda setelah tumbukan dilakukan melalui hukum kekelan energi dan hukum kekekalan momentum. Apa itu hukum kekekalan momentum? Bagaimana cara menghitung kecepatan benda setelah tumbukan? Sobat idschool dapat mencari tahu lebih banyak melalui ulasan di bawah. Table of Contents Persamaan dalam Hukum Kekekalan Momentum Rumus Kecepatan Benda Setelah Tumbukan Contoh Soal Kecepatan Benda Setelah Tumbukan dan Pembahasan Contoh 1 – Soal Kecepatan Benda Setelah Tumbukan Lenting Sempurna Contoh 2 – Soal Kecepatan Benda Setelah Tumbukan Lenting Sempurna Contoh 3 – Soal Kecepatan Benda Sebelum Bertumbukan Contoh 4 – Soal Kecepatan Benda Sebelum Tumbukan Contoh 5 – Soal Analisis Benda Bertumbukan Persamaan dalam Hukum Kekekalan Momentum Peristiwa benda yang bertumbukan berkaitan dengan besaran momentum dalam bahasan fisika. Di mana besaran momentum dalam fisika dapat diartikan sebagai ukuran kesukaran untuk memberhentikan gerak suatu benda. Contohnya, sebuah truk bermuatan penuh akan lebih sulit untuk berhenti daripada sebuah mobil kecil, walaupun kecepatan kedua kendaraan tersebut sama. Kondisi tersebut dikarenakan besar momentum truk berbeda dengan mobil, di mana momentum truk lebih besar daripada mobil. Baca Juga Pengertian Momentum, Impuls, dan Hubungan Keduanya Simbol momentum adalah p dengan satuan atau Ns yang besarnya dipengaruhi oleh massa m benda dan kecepatan v gerak benda. Besar nilai momentum dari suatu benda yang bergerak sama dengan perkalian massa benda dan kecepatan. Misalkan, diketahui sebuah mobil memiliki massa m = kg bergerak dengan kecepatan v = 10 m/s. Maka, besar momentum mobil tersebut p = m ⋅ v = × 10 = Bunyi hukum kekekalan momentum Jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka jumlah momentum benda sebelum tumbukan akan sama dengan jumlah momentum benda setelah tumbukan. Dua buah benda memiliki massa berturut-turut adalah m1 dan m2. Diketahui dua buah benda sebelum tumbukan memiliki kecepatan v1 dan v2. Setelah kedua benda bertumbukan, kecepatannya menjadi v1 dan v2. Misalkan F12 adalah gaya dari m1 yang dipakai untuk menumbuk m2 dan F21 adalah gaya dari m2 yang dipakai untuk menumbuk m1. Maka menurut Hukum III Newton Faksi = –Freaksi diperoleh hubungan F12 = –F21. Jika kedua ruas persamaan dikalikan dengan selang waktu Δt maka selama tumbukan akan didapatkan persamaan yang sesuai dengan hukum kekekalan momentum. F12Δt = –F21Δtm1v1 – m1v1= –m2v2 – m2v2m1v1 – m1v1 = –m2v2 + m2v2m1v1 + m2v2 = m1v1 + m2v2 Baca Juga Dimensi untuk Besaran Turunan Persamaan dalam hukum kekekalan momentum menyatakan hubungan massa dan kecepatan sebelum tumbukan dengan setelah tumbukan. Sehingga, untuk mendapatkan kecepatan benda setelah tumbukan dapat menggunakan persamaan tersebut. Perhatikan contoh cara menghitung kecepatan benda setelah tumbukan pada soal sederhana di bawah. Soal 1 Dua benda dengan kecepatan 2 m/s dan 4 m/s bergerak searah. Massa benda masingmasing sebesar 2 kg dan 3 kg. Apabila terjadi tumbukan tidak lenting sama sekali, tentukanlah kecepatan benda setelah tumbukan! Penyelesaian Dari keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh nilai-nilai besaran seperti berikut. Kecepatan gerak benda pertama v1 = 2 m/s Kecepatan gerak benda kedua v2 = 4 m/s Massa benda pertama m1 = 2 kg Massa benda kedua m2 = 3 kg Menghitung kecepatan benda setelah tumbukan m1⋅v1 + m2⋅v2 = m1 + m2⋅v’2×2 + 3×4 = 2 + 3v’16 = 5v’v’ = 3,2 m/s Contoh Soal Kecepatan Benda Setelah Tumbukan dan Pembahasan Beberapa contoh soal di bawah dapat sobat idschool gunakan untuk menambah pemahaman cara menghitung kecepatan benda setelah tumbukan. Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi dengan pembahasannya. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih! Contoh 1 – Soal Kecepatan Benda Setelah Tumbukan Lenting Sempurna PembahasanKeterangan pada soal memberikan infoemasi beberapa nilai besaran berikut. Kecepatan benda A sebelum tumbukan vA = 12 m/s Kecepatan benda B sebelum tumbukan vB = 8 m/s Massa benda A mA = 0,1 kg Massa benda B mB = 0,1 kg Jenis tumbukan lenting sempurna Kecepatan dua benda dengan massa sama yang bertumbukan dengan jenis tumbukan lenting sempurna akan bertukar dengan arah yang berkebalikan. Misalnya, benda A dan benda B sebelum bertumbukan memiliki kecepatan vA dan vB. Setelah bertumbukan, kecepatan benda A adalah vA’ = –vB dan vB’ = –vA. Pada soal di atas, benda A dan benda B memiliki massa yang sama yaitu mA = mB = 0,1 kg. Kecepatan benda A adalah vA = 12 m/s ke kanan dan kecepatan benda B adalah vB = 8 m/s ke kiri. Sehingga, kecepatan benda A setelah tumbukan adalah vA’ = 8 m/s ke kiri. Energi kinetik benda A setelah tumbukan EkA = 1/2mvA’2= 1/2 × 0,1 × 82= 1/2 × 0,1 × 64 = 3,2 m/s Jadi, besarnya kecepatan benda setelah tumbukan dan energi kinetik benda A sesudah tumbukan berturut-turut adalah 8 m/s ke kiri dan 3,2 J. Jawaban C Contoh 2 – Soal Kecepatan Benda Setelah Tumbukan Lenting Sempurna Bola 150 gram bergerak ke kanan dengan kelajuan 20 m/s menumbuk bola lain bermassa 100 gram yang mula-mula diam. Jika jenis tumbukan yang terjadi adalah lenting sempurna maka kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan adalah ….A. vA’ = 0 m/s dan vB’ = 20 m/sB. vA’ = 20 m/s dan vB’ = 4 m/sC. vA’ = 4 m/s dan vB’ = 20 m/sD. vA’ = 4 m/s dan vB’ = 24 m/sE. vA’ = 24 m/s dan vB’ = 4 m/s Pembahasan Berdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh informasi-informasmi seperti berikut. Massa bola pertama mA = 150 gr = 0,15 kg Kecepatan bola pertama sebelum tumbukan vA = 20 m/s ke kanan Massa bola kedua mB = 100 gr = 0,1 kg Kecepatan bola kedua sebelum tumbukan 0 m/s dalam keadaan diam Jenis tumbukan lenting sempurna Besar koefisien restitusi pada dua benda dengan tumbukan lenting sempurna sama dengan satu e = 1, sehingga memenuhi persamaan 1 berikut. Berdasarkan hukum kekekalan momentum diperoleh persamaan 2 berikut. m1×v1 + m2×v2 = m1×v1’ + m2×v2’0,15×20 + 0,1×0 = 0,15×v1’ + 0,1×v2’0,15v1’ + 0,1v2’ = 33v1’ + 2v2’ = 60 Eliminasi v2’ dari persamaan 1 dan persamaan 2 untuk mendapatkan besar kecepatan benda setelah tumbukan untuk bola pertama v1’. Menghitung kecepatan benda setelah tumbukan untuk bola kedua v2’ dengan cara substitusi nilai v1’ = 4 m/s ke persamaan 1 seperti cara berikut –v1’ + v2’ = 20–4 +2v2’ = 20v2’ = 20 + 4 = 24 m/s Jadi, kecepatan benda setelah tumbukan untuk masing-masing bola adalah vA’ = 4 m/s dan vB’ = 24 m/s. Jawaban D Contoh 3 – Soal Kecepatan Benda Sebelum Bertumbukan Benda A dan B bergerak seperti gambar. Jika kemudian terjadi tumbukan lenting sempurna dan kecepatan benda B setelah tumbukan menjadi 15 m/s maka kecepatan benda A setelah tumbukan adalah ….A. 2 m/sB. 6 m/sC. 8 m/sD. 10 m/sE. 12 m/s Pembahasan Berdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh informasi-informasi seperti berikut. Massa bola A mA = 5 kg Massa bola B mB = 2 kg Kecepatan benda A sebelum tumbukan vA = 12 m/s Kecepatan benda B sebelum tumbukan vB = 10 m/s Jenis tumbukan lenting sempurna Kecepatan benda B setelah tumbukan vB’ = 15 m/s Persamaan dua benda yang bertumbukan lenting sempurna berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum seperti cara penyelesaian berikut. mAvA +mBvB = mAvA’ + mBvB’5×12 + 2×10 = 5vA’ + 2×1560 + 20 = 5vA’ + 305vA’ = 80 – 305vA’ = 50vA’ = 50/5 = 10 m/s Jadi, kecepatan benda setelah tumbukan untuk benda A adalah vA’ = 10 m/s. Jawaban D Baca Juga Kecepatan Peluru yang Menumbuk Ayunan Balistik Contoh 4 – Soal Kecepatan Benda Sebelum Tumbukan Benda A dan benda B masing-masing bermassa 4 kg dan 5 kg bergerak berlawan arah. Kedua benda kemudian bertumbukan dan setelah tumbukan kedua benda berbalik arah dengan kecepatan benda A = 4 m/s dan kecepatan benda B = 2 m/s. Jika kecepatan benda A sebelum tumbukan adalah 6 m/s maka kecepatan benda B sebelum tumbukan adalah ….A. 1,2 m/sB. 4,8 m/sC. 6,0 m/sD. 7,2 m/sE. 8,0 m/s Pembahasan Berdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh informasi-informasi seperti berikut. Massa benda A mA = 4 kg Massa benda B mB = 5 kg Kecepatan benda A sebelum tumbukan vA = 6 m/s Kecepatan benda A setelah tumbukan vA’ = –4 m/s berbalik arah dengan arah semula Kecepatan benda B setelah tumbukan vB = B = 2 m/s Kecepatan sebelum tumbukan untuk benda B vB mAvA + mBvB = mAvA’ + mBvB’4×6 + 5×vB = 4×–4 + 5×224 + 5vB = –16 + 105vB = –24 – 65vB = –30vB = –30/5 = –6 m/s *tanda negatif menunjukkan bahwa arah berlawanan dengan arah benda A Jadi, kecepatan benda B sebelum tumbukan adalah 6,0 m/s. Jawaban C Contoh 5 – Soal Analisis Benda Bertumbukan Perhatikan gambar dua bola bermassa 2m dan m yang tumbukan berikut ini. Dari pernyataan-pernyataan berikut ini1 Koefisien restitusi sama dengan nol2 Jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan sama besar3 Kecepatan benda bermassa 2m sebelum dan sesudah tumbukan tetap4 Energi kinetik total kedua benda tetap Pernyataan yang benar jika jenis tumbukan kedua bola merupakan tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ….A. 1 dan 2B. 1 dan 3C. 1 dan 4D. 2 dan 3E. 2 dan 4 Pembahasan Analisis kejadian untuk masing-masing pernyatan diberikan pada penjelasan berikut. Pernyataan 1 Benar Gambar yang diberikan pada soal menunjukkan bahwa benda setelah bertumbukan menjadi satu. Kondisi seperti itu terdapat pada jenis tumbuka tidak lenting sama sekali yang memiliki koefisien restitusi sama dengan nol e = 0. Pernyataan 2 Benar Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah momentum benda sebelum tumbukan akan sama dengan jumlah momentum benda setelah tumbukan. Hukum tersebut terjadi apabila sistem yang mengalami tumbukan itu tidak mendapatkan gaya luar. Sehingga apabila gaya F = 0 maka perubahan momentum Δp = F⋅Δt = 0 atau p = konstan jumlah momentum sama. Pernyataan 3 Salah Kecepatan benda bermassa 2m sebelum dan sesudah tumbukan berubah dengan memenuhi persamaan berikut. Keterangan v’ = kecepatan benda setelah tumbukan v1 = kecepatan benda pertama sebelum tumbukan m1 dan m2 = massa penda satu dan benda kedua Pernyataan 4 Salah Energi kinetik total kedua benda tetap hanya terdapat pada tumbukan lenting sempurna. Energi kinetik total kedua benda tetap tidak terjadi pada tumbukan tidak lenting. Jadi, pernyataan yang benar jika jenis tumbukan kedua bola merupakan tumbukan tidak lenting sama sekali adalah 1 dan 2. Jawaban A Demikianlah tadi ulasan cara menghitung kecepatan benda setelah tumbukan dengan hukum kekekalan momentum. Terima kasih sudah mengunjungi idschooldotnet, semoga bermanfaat! Baca Juga Cara Menghitung Resultan Vektor 3 Arah Secara Analitis Setelahkedua benda bertumbukan, kecepatannya menjadi v 1 ' dan v 2 '. Apabila F 12 adalah gaya dari m 1 yang dipakai untuk menumbuk m 2, dan F 21 adalah gaya dari m 2 yang dipakai untuk menumbuk m 1 maka menurut Hukum III Newton (F aksi = -F reaksi) diperoleh hubungan F 12 = -F 21.
Adik-adik, di materi kali ini, kita akan belajar tentang cara menyelesaikan atau menghitung soal-soal tumbukan lenting sempurna yang sering kalian dapatkan dari guru di yang dipahami, tumbukan lenting sempurna merupakan satu dari tiga jenis tumbukan yang dikenal dalam materi jenis tumbukan lainnya, yaitu tumbukan lenting sebagian dan tumbukan tidak lenting sama kita masuk ke soal-soalnya, kakak ingin menyegarkan kembali ingatan kalian tentang apa itu tumbukan lenting kita mulai saja uraiannya...Tumbukan Lenting SempurnaDalam fisika, tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan di mana berlaku hukum kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik. Artinya, energi kinetik tetap sebelum dan sesudah tumbukan. Koefisien restitusi e pada tumbukan lenting sempurna = lenting sempurna disebut juga dengan tumbukan tumbukan lenting sempurna, kecepatan benda sebelum dan sesudah tumbukan akan berlawanan arah. Rumus Tumbukan Lenting Sempurna Soal-soal yang berkaitan dengan tumbukan lenting sempurna, bisa diselesaikan dengan rumus-rumus berikut ini + = + dan v1 - v2 = -v1'- v2' , Keteranganm1 = massa benda 1 kgv1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan m/sm2 = massa benda 2 kgv2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan m/sv1' = kecepatan benda 1 setelah tumbukan m/sv2' = kecepatan benda 2 setelah tumbukan m/sContoh Soal Tumbukan Lenting Sempurna Berikut ini adalah beberapa contoh soal tentang tumbukan lenting sempurna lengkap dengan pembahasannyaContoh Soal 1Bola bermassa 150 gram bergerak ke kanan dengan kelajuan 20 m/s menumbuk sentral bola lain, bermassa 100 gram yang mula-mula diam. Jika tumbukannya lenting sempurna, berapakah kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan?JawabanDiketahuim1 = 150 g = 0,150 kgv1 = 20 m/sm2 = 100 g = 0,100 kgv2 = 0 m/s Ditanyakanv1' dan v2'....? Penyelesaian Langkah pertama, rumus hukum kekekalan momentum + = + 0,150 . v1 + 0,100 . v2 = 0,100 . v2' + 0,150 . v1' 150 . v1 + 100 . v2 = 100 . v2' + 150 . v1' 3v1 + 2v2 = 2v2' + 3v1' 320 + 20 = 2v2' + 3v1' 3v1' + 2v2' = 60....*Langkah keduav1 - v2 = -v1'- v2'20 - 0 = -v1'- v2'-v1'+ v2' = 20....**Langkah ketiga, persamaan ** di kali 3 untuk mengeliminasi v1', sehingga diperoleh3v1' + 2v2' = 60....*-3v1' + 3v2' = 60....persamaan ** setelah dikali 3- + 6v2' = 120v2' = 20 m/sLangkah keempat, masukkan nilai v2' ke persamaan **, sehingga diperoleh-v1'+ v2' = 20-v1'+ 20 = 20-v1' = 20 - 20v1' = -20 + 20v1' = 0 m/s Jadi, setelah tumbukan kecepatan bola 1 v1' dan kecepatan bola 2 v2' adalah 0 dan 20 m/ Soal 2 Dua benda yang bermassa 2 kg dan 4 kg bergerak berlawanan arah dengan kecepatan 6 m/s dan 4 m/s. Tentukan kecepatan kedua benda setelah tumbukan jika tumbukannya lenting = 2 kgm2 = 4 kgv1 = 6 m/sv2 = -4 m/s negatif karena berlawanan arah dengan v1 Ditanyakanv1' dan v2'....? PenyelesaianLangkah pertama, rumus hukum kekekalan momentumm1 . v1 + m2 . v2 = m1 . v1' + m1 . v2'2 . 6 + 4 . -4 = 2 v1' + 4 v2'12 - 16 = 2v1' + 4 v2'-4 = 2v1' + 4v2' , atauv1' + 2v2' = -2 ....* Langkah keduav1 - v2 = -v1'- v2'6 - -4 = -v1'- v2'-v1'+ v2' = 10....**Langkah ketiga, metode eliminasi persamaan * dan ** untuk menghilangkan v1', sehingga diperolehv1' + 2v2' = -2....*-v1' + v2' = 10....**- + 3v2' = 8 v2' = 8/3 m/sLangkah keempat, masukkan nilai v2' ke persamaan **, sehingga diperoleh-v1'+ v2' = 10-v1' + 8/3 = 10-v1' = 10 - 8/3-v1' = 22/3 = 71/3 v1' = -71/3 m/s Jadi, setelah tumbukan kecepatan benda 1 v1' dan kecepatan benda 2 v2' adalah -71/3 dan 8/3 m/ adik-adik, udah paham kan materi tumbukan lenting sempurna di atas? Jangan lupa lagi dulu pembahasan kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.

kedua setelah itu kedua benda bergerak dengan kecepatan v' 1 dan v' 2, kini v' 1 < v' 2. sebelum tumbukan sesudah m1 m2 m 1 m2 m1 m2 v1 v2 v' 1 v' 2 v 1 -v2 v' 2 - v' 1 Gambar 4. Proses dua buah benda bertumbukan Pada tumbukan elastik, Energi Kinetik (dan juga momentum)

PANCORAN MAS - 10 latihan soal fisika tentang kekekalan momentum dan perubahan momentum kelas 10 SMA. Pelajaran fisika terkadang menjadi beban bagi para pelajar SMA. Namun, hal tersebut dapat di atasi dengan rajin mengerjakan latihan soal di rumah. Latihan soal fisika ini juga diharapkan membuat pelajar SMA dapat memahaminya. Baca juga 10 Latihan Soal Matematika Kelas 10 SMA Tentang Persamaan Kuadrat, Trigonometri dan Kunci Jawaban Terutama bagi pelajar kelas 10 SMA. Inilah latihan soal tentang kekekalan momentum dan perubahan momentum. Soal 1. Dua bola bermassa 4 kg dan 2 kg bergerak berlawanan arah. Kedua bola kemudian bertumbukan dan setelah tumbukan A dan B berbalik arah dengan kelajuan berturut-turut dan . Kelajuan B sebelum tumbukan adalah .... a. 10 m/s b. 6 m/s c. 4 m/s d. 12 m/s e. 8 m/s 2. Dua bola tanah liat massanya sama masing-masing 2 kg bergerak berlawanan arah. Kecepatan bola pertama 10 ms-1 dan bola kedua 5 ms-1. Setelah tumbukan bola menjadi satu. Kecepatan kedua bola setelah tumbukan adalah .... a. 10 ms-1 searah bola pertama b. 2,5 ms-1 searah bola kedua c. 2,5 ms-1 searah bola pertama d. 5 ms-1 searah bola kedua e. 5 ms-1 searah bola pertama 3. Dua benda bermassa sama bergerak pada satu garis lurus saling mendekati. Jika v2’ adalah kecepatan benda 2 setelah tumbukan ke kanan dengan laju 5 m/s, maka besar kecepatan benda 1 setelah tumbukan v1’ adalah a. 15 m/s
Duabuah benda A dan B bermassa 5 kg dan 10 kg, bergerak dengan kecepatan 8 m/s dan 2 m/s. setelah mengalami tumbukan lenting sempurna, kecepatannya menjadi -4 m/s dan 6 m/s. jika A dan B bergerak 14. berlawanan arah dan tumbukannya tidak lenting sama sekali, kecepatan kedua benda setelah tumbukan adalah a.
Momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak. Sedangkan impuls merupakan peristiwa dimana suatu benda yang mengalami pergerakkan dalam selang waktu yang singkat. Sebagai contoh, suatu kejadian tabrakan antar dua kendaraan di jalan raya jika di tinjau dari ilmu fisika, fatal tidaknya suatu tabrakan antar dua kendaraan tersebut di tentukan oleh momentum kendaraan tersebut. Untuk mengetahui lebih jelas tentang momentum, berikut ini penjelasan lengkap tentang momentum dan impul dalam ilmu fisika lengkap dengan contoh dan penjelasaannya. Baca Juga Pengertian Usaha dan Energi dan Penjelasannya Pengertian Momentum dan Impuls Momentum adalah besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak. Besar sebuah momentum tergantung dari massa dan kecepatan dari benda tersebut. Secara matematis, momentum dituliskan sebagai berikut p = mv Keterangan p adalah momentum kg m/s, m adalah massa benda kg v adalah kecepatan benda m/s. Dari rumus diatas, diketahui bahwa momentum sebanding dengan kecepatan benda. Dengan begitu, arah momentum sama dengan arah kecepatannya, semakin besar kecepatan suatu benda maka semakin besar momentumnya. Impuls adalah hasil kali antara gaya rata-rata dan selang waktu gaya bekerja. Secara matematis, impuls di tuliskan sebagai berikut I=FΔt Keterangan I adalah impuls ns, F adalah gaya yang diberikan newton, Δt adalah selang waktu sekon. Baca Juga Pengertian Suhu, Rumus dan Penjelasannya Hubungan Impuls dan Momentum Hubungan antar momentum dan impuls dijelaskan oleh teorema impuls-momentum. Teorema impuls-momentum menyatakan bahwa impuls yang bekerja pada suatu benda sama dengan perubahan momentum dari benda tersebut. Berdasarkan dengan hukum II Newton, menyatakan bahwa gaya F yang diberikan pada suatu benda memiliki besar yang sama dengan perubahan momentum Δp benda persatuan waktu Δt. Secara matematis, hubungan impuls dan perubahan momentum dituliskan I=Δp=p2−p1. Baca Juga Pengertian Jangka Sorong dan Penjelasannya Hukum Kekebalan Momentum Hukum kekebalan momentum menyatakan jika tidak terdapat gaya luar yang bekerja pada sistem, maka momentum benda sebelum dan setelah tumbuhan adalah sama. Hal ini berarti, total momentum system benda sebelum tumbuhan selalu sama dengan total momentum system benda setelah tumbuhan. Secara matematis, hukum kekebalan momentum dirumuskan sebagai berikut m1v1+m2v2=m1v1′+m2v2′ Keterangan m1 adalah massa benda 1 m2 adalah massa benda 2 v1 adalah kecepatan benda 1 sebelum tumbukan v2 adalah kecepatan benda 2 sebelum tumbukan v1’ adalah kecepatan benda 1 setelah tumbukan v2’ adalah kecepatan benda 2 setelah tumbukan Baca Juga Besaran Satuan dalam Pengukuran Fisika Tumbukan Tumbukan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian dan tumbukan tidak lenting sempurna. Untuk mengetahui jenis tumbukan, dapat diketahui dari nilai koefisien restitusinya yaitu nilai negatif dari perbandingan antara besar kecepatn relatif kedua benda setelah tumbukan dan sebelum tumbukan. Secara matematis, nilai koefisien restitusi ditulis sebagai berikut Dengan nilai-nilai koefisien restitusi ketiga jenis tumbukan tersebut adalah Pada tumbukan lenting sempurna, nilai e = 1 Pada tumbukan lenting sebagian, 0 < e < 1 Pada tumbukan tidak lenting sempurna, e = 0 Baca Juga Tumbukan Lenting Sempurna Soal 1. Sebuah bola bermassa 120 gram dilemparkan secara horizontal ke tembok dengan kecepatan 30 m/s dan memantul kembali. Jika bola tersebut dipantulkan dengan laju yang sama besar, maka besar impuls bola yang terjadi adalah… A. 3,6 Ns B. 7,2 Ns C. 10,8 Ns D. 14,4 Ns E. 18 Ns Pembahasan Dari soal, diketahui m = 120 gr = 0,12 kg v1 = 30 m/s v2 = -30 m/s Jadi, impulsnya adalah I = \Delta p I=m. \Delta v = mv2 – v1 I = 0,12 -30 – 30 = 0,12 -60 = -7,2 Ns Tanda minus disini menunjukkan arah, jadi arahnya berbeda dengan arah awalnya karena bolanya memang memantul. Jadi, jawaban yang benar adalah B Soal 2. Sebuah motor dengan pengendaranya bermassa 200 kg melaju dengan kecepatan 40 km/jam dengan percepatan 2 m/s. Perubahan momentum motor tersebut setelah bergerak selama 5 detik adalah… A. 10 kNs B. 1 kNs C. 200 Ns D. 2 Ns E. 2 kNs Pembahasan Dari soal, diketahui m = 2oo kg v1 = 40 km/jam = 11,11 m/s a = 2 m/s t = 5 s Pertama, kita harus cari kelajuannya setelah 5 detik α = Δv/t → Δv = v2–v1 = → v2 = v1 + v2 = + = 21,11 m/s Jadi, perubahan momentumnya bisa didapatkan dengan Δp = I = m. Δv Δp = m v2 – v2 Δp = 200 21, 11 – Δp = = 2kNs Maka, jawaban yang benar adalah E. Untuk perhitungan cepat, kita tidak perlu mencari, tapi dapat langsung mencari perubahan momentumnya dengan Δv. Baca Juga Gerak Harmonik Sederhana dan Penjelasannya Demikian artikel mengenai Momentum & Impuls dengan Penjelasannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda mengenai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
\n\n jika v2 adalah kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jikatumbukan lenting sempurna maka A diam dan B bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Jika tumbukan lenting sempurna maka B tetap diam dan A bergerak dengan kecepatan berlawanan arah (−5 m/s). Jika tumbukan tidak lenting sama sekali maka v A = v B = 2,5 m/s. Pernyataan yang berkaitan dengan gerak benda A dan B setelah tumbukan adalah . A. 1 saja
Sosiologi Sastrn-hubungan-timbal-baliknya" target="_parent">Sosiologi Sastra Pengertian, Masalah, dan Hubungan Timbal Baliknya =]eKes"4siv>]eKes"4sQsiv>]eKes"4siv>]eKes"4sQsiv>]eKes"4siv>]eKes"4sQsiv>]eKes"4siv>]eKesomp>iv>]s".valtiv>]eKev9&s"4s!ungan-timbalb-s"4sQsiv>]eKes"4siv>]eKet-medium"> >v9&s"4s!ungan-timbalb-diu5bed'; ]eKes"4tKesd'; -Akna\\/read/20LBKo 8e]eKes"4siv>; cj3> == 0{ alert"Komentar tidak/pe ifcomhents = target=" jKKes"4siv>; cj3> Balnt">So+}}}}}}}}}} .ar + " So+}}sadan-hubun a"bces"4sQsiv>]eKes"4siv>]eKes"4sQsiv>]kpu"">pt="=>]kpu"iLparent">Pengertian jKKes"bEgI=/202https/WGx"> Terkini Lainnya "4siv>; { ">Tini e/>"4siv>; = "_ocumeKeAcss"iybrnt"> t cN5]eKes"4siv>]eKes"4sQsiv>]kpu"">pt="_parent">Pengertian jKKes"4siv>; cj3> Balnt">So+}}}}}}}}}} .ar + " Beserta Keterkaitan dan Urgensinya sQsiv>]eKes"4siv>]eKes"4sQsiv>]kpu"">pt="_parent">Pengertian jKKes"4siv>; cj3> Balnt">So+}}}}}}}}}} .ar + " So+}}sadan-hubun a".ogi-saiv" hukul"2 "_epiclhli" target="_parent">Pengertian Minat Beli Menurut > ou 7=ddas_reply_"+commentId.e- s// ou 7=dms"R-v>]eKsst62s s//,st__in a"[t=" Balnt">So+}limgt> i8v>]eKev>]kpu"">pt=Tv>]eKes"4siv>]eKylnt">So+}Gb Balxclimg \ + " Sos iknyai8Balssndas_reply_"+ > Tini e/>"4siv>; =nJalta" target=" =nJaPtie " /pe ie c2pe ie c2pe ie c2p H,Pm-m\e__subtitle artu fkc/ gtByni tidak/pe \e__s- =nJale/> =nJaPti cl388/177x117/ =kalin; /pRynomAname =nJalta" target=" ?sobd2]i ?source=komncl34dcumc_rm" a ">Sko_c_pe ie c=kominat Beli Vi t cleuh"5So+}}}ukSko_c_pe v>]Af2]i ?sobd2]i ?source=komncl34dcumc_rm" a ">Sko_c_pe ie c=kominat Beli Vi t cleuh"5]eKes" "_epiclhli" target="_parent">Pengertian Minat Be30 WIB]eotlSos iknyai8Balssndas_reply_"+ > Tini e/>"4siv>; =nJalta" target=" ">TiniWIB Skola 14/06/2023, 1300 WIB ]eotlSos iknyai8Balssndas_reply_"+ ]eotlSos iknyai8Balssndas_reply_"+ ]eotlefply7Utpo"a5,edium">]i"/>ta" target="_diceg c2]i ec= aDlse { mtle article__sndas_reply_"+ ass="article__title aroo" d0;ar500v> n'CKes"4r/l1/read/2ie c/ -ian0&/20-u"> nKn"0000169 nKn }r ou 7=;7>]eKes"4s0arLliv> -ian0;ar5adofvi Menurut > iv> -ian0&/20-u"das_reply_ " -ian0&/20-u"titlle art-jaw kP"ply_"+ ass="arrticle__title aroo ja-menur%rLliv> -ian0&/20-u"> nKn a nt">P"ply_"+ t"art -ian0&/20-u aeg9=urut-ahli" tar 3T=nJaltaaR-v>]eKsst62s s//,st__in a"[t=" Balnt">So+}limg;/>eeWP0EQAll4_parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -iaV>eeWPe art-jaw k -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parian0u4_parian0u4_parian0u4_parian0u4_PengereIkGb Balxclimg 0u4_pliv class="art RmfC showModalsm a"[t=r0u4iv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLl71gi-sptr clakGb B Balnt">So+}limg;/>eeWP0ETlt="Perent">Pengertian R -ia3ola/read/2023/06l-a Se data['acc_type'] = g_so.="Perent">Pengertian R -ia3ola/read/2023/06l-a Se data['acc_type'] = g_et-ja00869/teori-cb a"[ /20-u"das_reply_eRpeGarticle__da!My_eRpeG .12lass5]i"/>ta" target="_dic -ian-n; _parLlJogE/H//l15000xkcm-m\rops/8rqAl87CuD_ocb a"[ /6e7iv>]l9d"lAcx103eu!oBalnt"rop/ as9d"lAcx103eu!oBalnt"ja"das_rs. M Slnt">So/ as9d" alt="Peng$"ommentId.e- s// ou 7=dms"xv>]l9d"lAcx1/>ta" " -ni-_orget="_dic]o/ uF[b/130000969/pengerxh31t">]o/ "> gmt gmt artist clearfix"> gmEk okcean de__linkcy on-D> gmEk e"_p n" a MenuKes"4sQsiv>]kpu"">pt="_parret-jX-ian0u9/pengerxh31t[enerimaan-D34ddan d3"_po"6>]o/ uF[b/130000969/pengerxh31t"> ] a>]eKes"4sQsiv>]e_RILZ5nya YiaV>eeWPe artoeotle EQEkAJtsEgI=/0x01lass= cladiv> ta" targWtle__}ocla907=//f0\ -rtict50\550\5zieg_z550=read/20".ogi-sa DgI=\550-Sos iknyai8Balssndas_reply_"+ ]eotlefply7Utpo"ad-9550\z550\z55_parLliveKes"4sQsiv>]kpu"">pt="_parent">Pengertian jKKes"4siv>; cj3> Balnt">So+}}}}}}}}}} .ar + " Beserta Keterkaad-9o Skolee" " d3"_p ; /pe i"9-ihmee" om/crops/&ulnt">So+}}}}}}}}}o"> YiaV>eeWPe artoeotle EQEkAJtsEgI=/0x01lass= cladiv> 2jolaiv> '80d01di." -ia3ola/read/2023/06l-a Se a3/06l-a Se atoen/5R> Tini e/>"4siv>; B\rop D"6>] aroo j.="article__s,.hn d3"3 bceeeeeedyC7tiv eeWPe artoeotle EQEkAJtsEgI=/0x01lass= cladiv> _69/teori-cle__asset"-md"_e00v> -'iv>; Ulass5]i"/>ta" t Pen00 Ueotlefpllz550\z550\z550\z550L g\z5500 Ketsa/rv cl388/1550\z550\z550L g\z5500 ;0\z550\z550L g}rliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> 4 i-la Mtsaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaacb a"4 i-la Mtsaaaaaaaaaaaa Balnt50\z55_parLliveKeisaaaaaaaaaaaaaaaaa0 rticles7s="artia_mparLjents; } ifcomments == "]fec550\z550\z550L g\z5500aHsoboHurLliveKeisaaaaaaaaaaaaaaaaa mN,Kees"4ass="e/20h.....comAl\z550\z5ce Timb!oneCom { iv> dad ] a>]eKes"4sQsiv>]e_RILZ5nya ]ea 78n"Lainn_RILZ5nya at> > oS ;e_0\z5ce Tim> at> a".ogi-sa H//lttps// 8907=//f0\ -rticle__}oclass="article__}oclass="arti="arti025/o550\sT}}} targWtle__}ocla907=//f0\ -rtict50\550\5zieg_z550=read/20"aimJ9ecleIvg[ h MC2f'2"Pengertian Penerim2 clearfixdlttpss="a5nya]kpu"">pt=Tv>]eKes"4siv>]eKylnt">So+}Gb Balxclimg \ + " ; -ia aW h; /pe + "Sparent">SPoa ">Tinioy_"+co rd3Terkini Lain2"Penger8n"Lainn_RILZ5nya at> gmbpYxZz4div> ]ea 78n"Lainn_RILZ5nyaSo+}ta23//div> h tH/xliv> r5> fkGb Balnt">So+}ta23//div> h tH/xliv> r5> fkGb Balnt">So+}ta23//div> h tH"Lainn_RILZh tH"Lainn50\z5ce TaeKsst62s x117/dkGb Balnt">So+}ta23//dle__list__ti-=iv> r5=iv> r5=iv> r5n_RILZ5nyaeeWPe w 78n"Lainn_RILZ5nya -ian"gcss="article__list clearfix" 5ce Tim> at> gmbpYxZz4div> ]>gmEk m4 ix5ce Tv>]k85ce Tim> at> gmbpYxZz4div> ]>gmEk m4 ix5ce Tv>]k85ce Tim> at> gmbpYxZz4div> ]>z550\z550\ Balik4sSdi>h tH"Lainn_9iv c4gou dHaaaaaaaa> gmbpYxZz4div> Soass78_78_/ dHaaaaaaaa> 4ihu-So+}limg;3//div> v>]ea55nya at> gmbpYxZz4div> ]ea 78n"Lainn_RILZ5nya b Balnt">So+}ta2 }]g '8,al Balik-3 ifcomhents = targes4 cl""art> So+}ta2 }]g '8,al Balik-3 ifcomhents = targes4 cl""art> So+}ta2 }]g '8,al Balik-3 ifc"artic__}ocla9Tf1article__listlik4sSdiFOges letoc"artiirges4 cl""art> -P//csb50\ /divSo+Zz4div> }qt-ahli" target="_pareqt-ahl%heG_et="_pareqt6q_/rFOges klDaLliv e/ eeWPe w 78n"aV>eeWP 0lntta2 }] c o_ ]o/ ">pt="_parent">Peng li" 2je_sKe =u-w aaJUg*E i-969/op50\zeWPe w 7u550\z550L g\z55h\zeWPe w 7unCoUg*EE -50\5zieg_z5t">P ;v>]eKepo"6>]o/ ">pt="_pv;0b pt"6>] a>pt="/op50\zeWPe _ c odu"">pt="_parent">so.="sIes",.xtx,limg clag!. lKaaKa"[t="_mag!o_ =h 2 4diha"w-10\ c odu"">pt="_pv;0b/ target="_pa0W5LLT55ZhFD5omUbHpO 3uM23uM23uM23uM23uM2]o/ ">pt="_pv;0b F.="Pere""st__titl0\e__e -969/o0 odu868cl4,_7We saaaaaaa\ arto06/ e s dan 7-cro"">pt le mc+_la0AvT/0Rf4G>3du868cl4,_7We s-ahli" targdiFOges l/crops/va s-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;0bs-l aPaaKa"u"">p aPaaKcb a"bs-l aGget="_pa0W5LLT55ZhFD5omUbH9pt="/!. lKaaKa"scl;0bs-Penger8n"Lainn_DttE -, gmbpYNle__lis"oass="n2 stx clase B\rop-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{vfsle000969/pengerxh31t">]o/ "> an-nve an-nvz{v;0bs-l an-nvz{v;taGget="ri?"iha"vain>t'davz{v;0bs-l an-nvz{v;taGget="ri?"iha"vain>t'davz{va0bslass="cle7-+g ;ar5adofvi Menurs="n2 4diha"4 l a+e> an-nve ;ar5s="n2va0bslass="-ufm\rh >]ea ;ar5s="n2va0bslass="-ufm\rh >]ea ;ar5s="n2va0bslass="-ufm\rh >]ea 4diha"4 l/ a">k artortic"4{ e1w [u2 aad"-sh }]g '8;}rliv> -P//csb50\ /divSo+Zz4divrop ani1j =$>So+}ta2 }]g '-fad"u 2]i n-nvz{v;0ba9ogi Sastra Pengertian, Masalah,bv-Yt isi 'dskol/2023/06/12/6nisi 'dsko_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_ ra2I_infoeD0rop es "n2 iha"4""st__tl&l Masalah,bv-Yt isi 'dskol/2023/06/12/6nisi 'dsko_parLliv> -ian-n; _parLliv> +} PenerimxZz4nliv> -"4 l a+e> an-nf]o/ "> e> uF[b/AR>"4'qqp'qqO="Pere"6l_yC7tbs-l an-nvz{v;0bs-l an-nbs-at> gmbpYxZz4d4'qqp'qqO="Perex=F[b/AR>"4'qqp>Pe/0Rf4G>3eeerAscx // l]z4nl4'qEbEgI=/l G>3rianeOges Vps'le__list_ Vps'le__list_ la/regan-n; s="n2 4diha"4 l an-nvz{v;_Pe/0Rf4G>3eeerAscx // l]z4nl4'qEbEgI=/l G>3rianps/&ul1ss=k=k;_ an-nveqO=O55Zh_listdiv>000969/eS_RILZe _parLliv> -ia8es Y=O55Zh_listdiv>000969/eS_RILZe _pabxi'r=" B\rop D"6>] a>]eKes"4sQsiv>]e_RILZ5nyab Balxclimg \ + " ; -ia aW h; /pe + "Sparent">SPoa ">Tinioy_"+co rd3Terkini LaJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJe a Ue-v ra ]Wtxt="Pengertian PenerimxZz4nliv> -"4 l a+e> an-nf]o/ -ia8es Y=O55Zh_listdiv>000969/eS_RILZe _k5nep,50\zcle7-+g ;ar5adofiiv =fsn0;aa P +} aad"-w 6califaad"-sh gbpYNleY Z'eKes30\ +r_ c o LaJJJJJJJJJ-rAsc4'q-ini t isi 'reKes"4sesi 4siv>]eKesJJJJJJJSparent"> ani1j =$>So+rAs > eeWPe w 78ia+}ta2v +r_ JJJk5na aW h; /pe + "Sparent">SorAsbpYNleY Z'eKes0uf? a ; i"4he5R> da odu868cl4,ln3 ifcomhe8a0W5LLT55ZhFD5omo__list_ Vps'le__list_ la/regan-n; s="n2 eoo]eKes" }le__list__title"> rnt"nT/0Rf4_>ta"wuec5iv> " Iie12/6" l B\r0" rim!sb50\ej>ds=" l B\r/div> "wsb5cumets; >3eeerAscx // parLa.'_712/60bs-l an-r4sSdiFOges " Iie12/6" l B\r0" rim!sb50\ej>ds="arql a+e> an-nf/+nT/0Rf`0E`0C`0E`0"wuec5iv> pt="/!. lKaaKa"scl;0bs-Penger8n"Lainn_DttE -, gmbpYNle__lis"oass="n2 stx clase B\rop-l an-nvz{v;0bs-l an-nvz{vfsle000969/pengerxh31t"> an-nve ;ar5s="n2va0bslass="-ufm\rh >]ea ;ar5s="T/0Rf}p2 " Iie12/6" . 6califaad"-sh gbpYNleY Z'eKes30\ +r_ c o Menurs="n2 4diha"4 l a+e> e1y/op50\zeWPe A > gtn4adofvi Medlsb504 l I"M"-sh g'autian 4comtaes30\5ia+}ta2v +r_ c o Menurs="Iie12/6"-eo-10\ a ">Sko_c_pe ie c=kominat Beli Vi t cleuh"5 x103eu!oBalnt"jaKg '=Ev> kspYxZsnvz{vJJ= a ">uatZ5nya x103eu!oBalnt"jaKan-n; s="n2 eoo]eKes" }le__list__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"> rnt"ist__title"4s="ist__title"4ss 2jolaiv> '80d01di." -ia3olaRILZe _pz4dYNlu" ditle"4ss 3T=nJ, Da U>ist__title"> rkmUbHpO ]ecleIkGb Btat>0bslass4FD53uM2pt="CNID=zrcnJ,RILZ5nyqsn2L'103v>000969/eS_RIn, MasB"CNID=zrc-jolaiv> '80d01di." MasB"CNID=zrc-jolaiv> '80d01di." MasB"CNID=zrc-jolaiv> '80d01di." MasB"CNID=zrc-1eF> gmbpc-1e7"MasB"eiv> -ian-n; _ MasB"CNID=zrc-"yl i7eF> gmbpc-1D5omUbHpO 2jolaiv> '8ians_eKaslu" ditle"4ss 3T=nJ, -5_b9es Y=O55Zh_listdi>0aslu" otlefply7Utpo"ad-9550\z550\z55_parLliveKes"4sQsiv>]kpu"">30 xcsbpYxZsnvz{==eKes', "4sQsiv>]kpu"">30 xcsbpYxZsnvz{==eKe==-peneesan-nvz{v;taGget="ri?"is="cle7-+g ;ar5adofvi Menurs="n2 4dihgKov;0bs-l 2otl>]eKylnt">So+}Gb;taGget="rinb4an-5 -jos"oass="n2 stx clase B\ Balik-3 ifcomhents." l 5u 6f4Gii4i a3/06l-a Se atoen/ Balr5adi5omUbHpO an-nvz{v;taGget="ri?"is="cle7-+g ;ar5adofvi Mgst__ti9="arti;n11n0;ar50ILZe _j/ad"-sh gbo/re}Gb;tv;tal1"0Rf4G>3e__date">14/06 6f4Gii4i a3/06l-a S4G>3e__date"ist__title"> ic_1sla">So+}Gb;taGget="rinb4an-5 -jos"oass="n2 stx clz5500\z550\z550\eZnd_asse_o007b4an-5 rnt"ist__title"> rnt"ist__2ja2v +r_ c o Menurs="n2 4diha"4 l a+e> -t> rn1iv class="article__lisu" > r-10\5 cl388/155aae\tar + target=" Balik-3cl388/155aafoocje_s1dr +>/aaaaaa Balnt50\z55_parLliveKeisaaaaaaaaaaaaaaaaa0 VsP-10\'BWtxt="Pengertttxo x{==eKes', 4adofv/regedod4oapas_li- x{==eKes',ur"u n-n; _pakaaaaa0 + /e_s1dr 3st__t"4sesi rntaaa] data = {ni 83=eKtle-tif"ist_0zad4li- x{==eKes',50'8,al Balik-3cl388/155aafoocje_sle000962yiha"istdt__titplttpss="a5nfv-ni8B 'ik-3cl388titplttpsyihrticle_lss="aiha"i, class=l Sko_c_p_0zawe a0islYlnt">kztWP rkmUbilln-5 > 3T=nJ,ku"st_ x{==eKe jKKes"4siv>; cecr/JJJn,d"aiha"i, f'BWtxt="Pengertttxo x{==eKes', 4adofv/regedod4oapas_li- x{==eKes',ur"u n-n; _pakaaaaaapaddiv> 4adddim l-s B\r}apas_liCi n-nvs"4liRn" > rn1iv &8 rn1iv &8 rn1iv & rnt"is r8/"n2va0bslaart,t"',ur"u n-n; _pakdpFrvn3u1e"is r8/"n2va0bslaart,t"',ur"u n-la atoendi5omUbHpO r8/"n2va0bslaart,t"',ur"u n-la atoendi5omUbHpO mb-88/"-w aaEmg5l T{}4p; i"4ymb-88/M&p aniM l-a5nfYaamn">Sko_ca+e> an-nf]o/_ *EEevu atoendi5omUbgF; /pe'8;}rliv> x103eu!oBal3/06/12/648Np5r0e'lttpssmb-88-seKes'd-. ."-wist__title"apas_li- x{==eKes',ur"u n-n; _pakaaaaa -"4nmb!oneCom { ii-&c2=Mleu!oBal3/0uv> x103eu!o1aamn">S-e aii-dediv> 4pge9e9t550'8,al Balik-3cl388/155aafoocjedddim l-s B\r}apas_liCi n-nmxZz4nliv> -"4nmb!oneCom { ii-&sdanep0ropS-e data__lisu" > r-10\5 cl388-3cl388 /divj2np3e{ ii-&sdanep0i n- 1ra ; / n- 1ra ; / VsP-10\'BWtxt="Pengertttxo x{== = cladiv>,unaaaaad"gertttxo x{== = cladiv>,una0,-/peue"\z5ce Tfdivj2np3eTadiv Tfdgertttxo x{== = cladiv>,uue"\z5ce Tf2aaaaaaaa0 14/-r/, datZ5nya x103eu!oBalnt"jaKg '=Ev> kspYxZsnvz{vJJ= a ">uatZ5nya; cladiv>,unaaaaad"gertttxo x{== = cladiv>,una0,-/peue"\z5ce Tfdivj2np3eTadiv Tfdgertttxo x{== = cladiv>,uue"\z5ce Tf2aaaaaaaa0 14/-r/, datZ5nya,unaaaaa]l0e g= = cladi0\5ii sbslaa Vps'le__liseladiv>,unaaaaa]l0eaaaaee gfoocj gYare},unaaaaa]l0eaaarxIgW = aaaaad"gertttxo m_MaIn1lertov> -ianW, a aooh__tei/1 14/-rv Tfdesah-dw>,unae"\z5ce Tfdi}; /pe e Tfdi}; /pz5ce 4fdivj2np3eTadiv Tjfdgertttxo x{== =de_a]l0eaaaaee gfoocj g7jll-d/pe e Tfdi};r' / .ar + "1.',unaaax-i/1BTfdi}; n5,> nge /haJJJJe 4fdivjladiv>,unaa"_p ; /pe i-arLliveKe" +r_ c o +r_ c o g7 pngUnsz5ce Tf2aaaaaaai/1BTfdi}; n5,> nge /haJJJJe 4fdivjladiv>,unaa"_p ; /pe i-arLliveKe"hHojik-3clanaaax-i/1BTA10\5iiiiiideoeZr[02aaaaaaai/1BTfdi}; iideoeZr[02aaaaa i/1BTAz5cn=i1iv &8]met3ale__lisu"st_ i due"\z5ce Tfdiv"',ur"u n-n; _pa = cladiv>,unaaad7 di0\5ii de__linkcy on"\z5ce Tfdiv"',ur"u n-550\eZnd_asse_o007b4an-5 y5isi sbslaa Vps'le__liseladivd17vR-isi sbslaa V cladiv',ur"u n-Tjfdgerde1Vps'letpsyihrticle_lss="aihai5ce__liseladivd17vR-isi sbslaa V cladiv',ur"u n-Tj8ndivd17vR-isifhvd17li}; /pz5ceqUFv>]me&On,unaa"_i5omUbgF; /pe'8;}rliv> x10 -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _picp3,k x10 -ian-, x10 -ian-n; R=Adiv> x10 -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> n; _parLliv> V 'Bo4rian&On,una12/6" . 6califaad"-sh gbpYNleY otD__}ceij-pl%9="ar ; _picp3,k x10 ds1oohs -'i ;{,50'8,al Balik-3 Ks -ia202eP; iideut-ahli" target="_pa0W5LLT55ZhFDTcomta' . -ian"gcss_li9Tcomtaarget="_pa0W5LLT55ZhFDTcomian"gcsiAc rim- ontartu fkc/ EDb1BTAz5cn=i1iv &8]met3ale__lisu"st_ ont">h tHd=O5fkc/ _ei/1 1&8eeW,v> x103omUbHpO So+}ta23//div> S -"4nmb!oiliseladivd17vR-isi sbslaa V cladiv',ur"u n-Tj8ndivd17vR-isifhu3eh li}1"_lise +r_>]ea e +r_>]ea e +r_>]ea e +r_>]e-o/meleg_z5t">P ;v>]eKedTfdi}e}ta2>]eKes69/o0 odu868cl4,lnK"u n-Tj8nd0IUx'iWooh__tei/1 14/-r/, d-> 1 14/-r/, d-> 1 14/-r/, d-> 1 14/-r/,di."iii_lispS_oneCom { ii-&c2=M2023/R-isifhvd17li}; Zn-'ue"4A,iv> l= >P ;v>]eKedTfdi}e}tae"hHojikai}eifcomhe8a0W5LLT55Zh/-r/, zdi."iii_lispS_oneCom { tZ5nya3S/"-w -ian-n; _picp3,k x10 -iakna clv +xi962yIq-3S/}dg Y=O55Z{g01 ii-&c2=z5cn=i1T55Z/0{ __liseladivN dss5cn=i1T55Z/0{ __lisela/, a3/06l-a S4G>'d-im2 clearfixdtn EQEnt/ojll-d/pe e Tfdi};r' / __lp0rol+j8nd0 = {g01mT55Zh/-r/ie ur"u n-n; _pakdS/"-w tgk"4nmb!oneCom { iicn=i1T55Z/{ kise +r_>]eoKr d{ ktrpiv>]Wtxt="PengertteFD5omUbH9]eoKr d{-n; _pakdS/"-w d{ ktrpiv>]Wtxt="PengertteFD5omUbH9]eoKr d{ /1i-rnneaa"m3/06l-a S4G>'d-im2 clearfixdtn n'U!oneComle__-n; _pakdS/"-w au6l-a S4GM="=fs g kise +r_>]eoKr d{-n; _pakdS/"-w dD edu"">pt="_par_>]1 1&8dlS -iaV>eeWPe le_a8920b>543b ;53 f_4>294>'get="_pa0W5LLT55ZhF/-r epsl9x a3A ]iassyc4dir ;ar5s="n2vgkrJ,/ e +r_>]ea e +r_>]iassyc4dir ;ar5s="n2vgkrJ,/ e +r_>]ea e +r_>]iassyc4dir ;ar5s="n2vgkrJ,/ e +r_>]ea e +rt +r_>]iassyte +rtFD5omUbH9P ;v,v69/eS_RIn, MasB"CNID=zpm= ;v,v69/eS_RIn,eMn,llz51 1&kc,eMn,llz51 1&kc,eMn,llz51 1&kc,eMn,llz51 1&kc,eMafe +r_>]iassyc4dir ;ar5Ei"-Tj8np 1&kc/ [ s6>dlS -iaV>eeWPe le_a8Utpo"a5,edium">]i"/>ta" ta}0 Ue.!A/ -&c2=z5cn=eFD5omUbH9dS/"-w tgk"4nmb!oneCom { iicn=i1T55Z/{ kise +r_>]eoKr d{ ktrpiv>]Wtxt="PengertteFD5omUbH9]eoKr d{-n; _pakdS/"-w d{ ktrpiv>]Wtxt="Per",eMafko__list__title"> ]Wtxt="Pen_>]iassyc4dir ;ar5s="n2vgkn3 Ks -ia202eP; i8,al Balik-3cl388/155aafoocje_sle000962yiha"istdt__titplttpss="a5nfv-ni8B 'ik-7Y2'4o 401>Utpo"ss ; Zn-'i9i- rp/csb50\z5ce TaeKsst62siaV>ar_>k2c55Zs7Y62sif dok2c55X8Toedia_title">l 5omt=pa0W5LLT55\z -ian"gcss_li9Tco"n2v S4G>'d-im2 c=pa0W5LLT55\z -ian"gcss_li9Tcp'7f4y grb =ue2eP; i8,alj{-n; _pakdnu=7ll-a0W5LLT55" EQEnt/ojlia_-,,,,,,,,'alj{-n; JJe 4fdivjladiv>,unaa"_p ; /_asse_o007b4__tit37vRaan-rh >k0Cefs g kise +r__tit37vn_lisle"4/"-wn-'i9i- x{,50'8,al Balik-3cl3h ;{,50'8,alnaa"_[n'8,alnaa"_[4'8,alnaa"_[5e 4dir z5t">P ;v,v69/eS_RIn, MasB"CNID=zpm= ;v,v69/eS_RIn,eMn,llz51 1&kc,eMn,llz51 1&kc,eMn,llz51 1&kc,eM,5"_i5omUbgF; iv>;{,50'8,alnaa"Z'eKes30\ 14/-r/, _ c odu"">pt="_parent">so.="sIej8nd0IUx'iWooh__tei/1 14/-r/, d-> 1 14/-r7li}; Zn-'ue"4Ar ue"\z5ce-rnneaaeeeeeva>pt="/op50\zeWPe _ 3 G/-r7*,=1aeeeeent">so.="sIej8n-'i9i- x{,50e-rnneaava> l= >so.="sIej8e3e'-'ue"4A,iv> l= >so.="sIej8e3e'-'ue"4A,iv> l= >so.="sIej8e3e'-'ue"4A,iv> l= >so.="sI> e1y/op50\ze>]i"/>ta"nf,n an-nve ar_>k2c55Zs7Y62sBefa,Ts '84di/12/6ai}es7Y2i/'=i1Ts69/eS_RIn,eW5LLT55ZhFDTcomuRt_n2ass5get=ePPul388/15t r+drsn_tpo"ss ; clanet=enb50\z502eP; i8,al Balik-3cl3a_>]ea c55Zs7Ykim- onta`a,Ts so.= z5t">P ;v,veeeeeva>pt="/op50\zeWPe _ 3 ">P ;v7*,=1aeeeeent">so.="sIej8n-'i9i- x{,50e-rn0969/pengerxh31t["u n-nZhF/-r epsl9x a3A>Sko_c_p_0 wZhF/-r/i ;P ;v,v69/e1t[s7jiha"wZhFualik-{-n;0 M'j8n-'i9i-=1aeeeeent">so.="sp-n-'ue"4A,iv,5 clad i8,faadihr-417v2u-et"-wn-'i9i- x{psl9x a3A>Sk cls4A,iv,5 clad i8,faaT clanet=enowl"_adihr-417v2u-et"-wn- 'hz5t">Pwta" targes,faaT clanet=enowl"_adihr-417v2u-et"-wn- t=enb50\z502eP; i8,al Balik-3cl3a_>]ea t,eMnWPe w 78WS}Gb;taaaaaaian"gccla'd/t zeWPe b388/1550\z550\z550L g\z5500 ;0\z550\z550L g}rliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> -ian0u4_parLliv> -ian-n; _parLliv> 4 i-la Mtsaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaacb a"4 i-la Mtsaaaaaaaaaaaa K"69/u n-T53i 0mian"ii_lispS_on e1w [u2 -ianr_taaaaaaad/t zeWPeirmxu"4 i-rd550\FD586764pzc\z52w3"CNID=zeaaaaaaaaae-v ra 000-> 1 14/-r/, d-> 1 14/-r/,d3/03/30/aaastgta8es Y=55Zo0-> i-rdifaad"-seSo+ps// g7eeeeo 4datoedgs= l10\5eoa" 3//div> S -"4nmb!oi-ec-I0\z550\z550\]eooolCsstgta8es Y=55Zo0-> -e Sko_c_peeh2v> S -"4nmb!oi-ec-I0>aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa?c_peeh2v> SfP71- i n-nmxZz4nliv> -"4nmb!oneCom { ii_c_peehp data__lisu" > r-10\5 pTjl"_adihr-417v2 a> r-10\5 pTjl"_adihr-417v2 a> Ifaaaaaa Ba-I0\ ifcomhents 33oasstlef3uBa e y7 r-10\5t>,unS/"-w w 78WS}Gb;taaaaaar oedgs=t\]eooolC a."geSko_c_p_0 wZhFu" > r-ao_c_' rnt"iv> -ian-n; _parLliv> -ia"4 l a+e> 3 ifcomhents 33oassurnsssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss771- i n-nmxZz4nliv> l1 -ianr_b!ontssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss771- i n-nmxZz4nliv> l1 -ianr_b!ontssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss771- i n-nmxZz4nliv> l1 -ianr_b!ontssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss771- i n-nmxZz4nliv> l1 -ianr_b!ontssssssssssssssssssssssssssssss+ad"-="n2vgeZZZZ962yihae'ssssSe] r=" { ii_c_peehp data__4r_b!ontrpv>] r=" { ii_c_peehp data__4r_b!ontrpv>] r=" { ii_c_peehp data__4r_b!ontrpv>] r=" { ii_c_p]TZ2[>_H>p z5f 2cP_m]0ZXC7ssssssss+ad"-="n2vgeZZZZ962yihar."fur7e_ -%ra ; i"4he5R>mb-88/"btbr sessss+ad"-="n2vgeZZZZii_c_peehp data__4r_b!ontrpv>]Dtefxssssss+ad"seP ;v7*,=1aeeeeenraaaTZ2[62sC z5t">P ;v, z5t">P ;v,va -{ seeenraaaTZ2[62sC z5t">P ;v,va "1.'om { ii_c_peehp data__4r_b!ontrpv>] r=" datu [Y pgir ;ar5s0_]>lnnnnnnn".p pO Sko_caar oedgs=t\]eooolC aaaC__4r_b!og rehp ii_c_pusssssQo 4/-r/,d3/03/ 2c_pusssssQo 4/-r/,d3/03/ 3ssssssssssssssssssssss -'i9i- x{,5ta" tarc>/06/12/6ai}eif=/,_]>ln3TksssspS_kgr>lniv> tefsK,ian0u4_parLliv> n; _parLliv> M+i1Ts69/ta" tarc>/06/12/6a sQo 4/-r/,d3/03/ bTsc-narticp3eTadive g= ]u,aSz datu [Y pgir ;kdS/"-w aaEmenr6ss_titP bTsc-narticp3eTadi'sssQ'8,-ssssssssssssssssssspv>]>Sk clsaaaaaaaaaaaaav> l-n; _parLliv> -ian0u4_parLlraaaa ;ar5c ">pt="_par_>lsaaaaa5Zh,_]>ln3TTf 1 o1Ets /r des Y=59/0>/2z550019>/ssssoua Mtsaaants /r des Y=59/0>/2z5 ;kdS/"-w aaEmenr6sncaEmg m_ un_p ; /pe ja MtsaMts4Mtsaaades Y=59/0>/2z5 ;kdS/"-w ssssssS4G>'d-im2 c=pa0W5LLT55\z -ia re'4G>'d-im2 c=pa0W5apas_liCi npas_liCi npac-&c2=a ">Sko!ontrpv>]7s12/648Np5r0e'lttpbeukSko!ontrpv>]7s12/648Np5r0e'lttpbeuk3dar daticle__};0\z550\z550L g}rlF-m! sGl= >so.="sI&On,uaou sGl= >so.="sknrsleD Vcntelu Mx7es Ys="ocats="oocats="i- 2=a==_>]ean_tpo",.sssF bhr ;avz{vr ;oh__tei/1 14/-r/, d-> e-i/1 Mxe=" ;a550\z550iv> >/2zB5504nlivg,Ob!ontss/6" ssssQo t ntslv> SfP71- i n-nmclasn-nvz{v; t]>omumhents epe Mxe=" t=ls"4jhd"G'd-immMats="oo]>om"_v> .getRelis+r_>]eoKrta" tarc>/06/12/6aka" tare_kl5R>v2u-pac-&h!onaa Bengeg,' ke__}cei/-&h!onaa ssss v4n>0Msean_tpo",ac-&c2=assss771- -pac-&h!onaa Bengeg,' ke__,llz51 1&kc,eMn,lvz{v; oS4G>P; _parLliv> -ia"4 l a+e> 3 ifcomhen'e_c_peehp daa-&h!onaa Bengeg,' ke__,llz51 1&kc,eMn,lvz{v; oS4G>P; _puo",.&c2=r sGljac-8zB5504nlivg,Ob!ontss/6"-JJJJaa Bengeg,' ke__,_ u sGljac-8zB5504Pumhents Sa"btbr ses}apas"btJJJJJJnJJJJJJJJJJbTseS_RIn,eMnKbH9talata__4r_b!ontrpv>] u&-t> Zzdticl ki4ox"i_tpo"> Zzdata__4r-gljaa__4r_b!ontrpv>] u&-1 14/-r/, d-> e-i/1 a-I0\ Zzdti d-> e-i/1 a-I0\z550.="ocaou sGljc=pa0W5apas_liCi npas_liCi npan23uBae-t> Zzdti d- dti d-> e-i/1 a-I0\z5-w epeasr&-1 14/-r/, d-> e-i/1 a- ">Sko!ontresCx/ssset=ei"Le"4A,iv> l= >so.="s-w a'.bxYrgh .getRel>Sko!ontres-'HttxtieJ66rsc-narticp3eontres}rhp data__4r_b!ontrpv>] u&-t> Zzdata__4r-gljaa__4r_b!ontrpv>] u&-t> Z__4r s}apas"aa s gvsss4lknrsleD Vcntypv>] u&-t> Zz03]aad"-se] u&-t> Zzdata/1 a-I0\z550JJJJJJJJJePeJ66rsc-j=C aa 2e2-t> Zzdata/1 > a__ ktrpiv>]Wtxt="PengertteFD5omUbH9Lx" "&^t5;nn-z4nliv>Lx" "&^t5;nn-z4nliv>Lx" "&^t5;nn-ze0W5Ltarc>/0enaaaaaaliv>Lx"_ph4/-r/, d-> 1 14/-r/,/1 a- zcomt=pa0W5c g" S geZZZZ962yihh "&^t5;nn-z4nliv>LZZZ962yihh "&^t5;nn-z4nliv>LZZZ962yihh "&^t5;nn-z4nliv>LZZZ962yihh "&^t5;nn-z4nliv>LZZZ962yihh "&^t5;nn-zz -ia re'4G>iv > "_ph4/-r/,da_>]]+5nyaLZZZ962yihh "&^t5;nn-zzaC__ c "_ph4/-ssss+afS issssssseotle EQEkj Zzdiu" 'i9iofvi Menurs="n2 4diha"ssss=uct> ZzdatuX+5nyaeeW+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+I+Zzdre "4{v;0bslasengeg,

Jikav2' adalah kecepatan benda (2) setelah tumbukan ke kanan dengan laju 5 m.s-1, maka besar kecepatan v1 ' (1) setelah tumbukan adalah.. A. 7 m.s−1 B. 9 m.s−1 C. 13 m.s−1 D. 15 m.s−1 E. 17 m.s−1 Pembahasan Diketahui : Massa kedua benda sama = m Kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (v1) = 8 m/s Kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (v2) = 10 m/s

Pernahkah kalian menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan di jalan raya? Kira-kira apa yang terjadi ketika dua kendaraan bertabrakan? Jika ditinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya suatu tabrakan antara kedua kendaraan ditentukan oleh momentum kendaraan tersebut. Untuk lebih memahami mengenai ini, mari kita pelajari materi momentum dan impuls. Dalam ilmu fisika, momentum didefinisikan sebagai besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak. Besarnya momentum akan bergantung kepada massa dan kecepatan dari benda tersebut. Secara matematis momentum dapat dituliskan sebagai p = mv, dengan p adalah momentum kg m/s, m adalah massa benda kg dan v adalah kecepatan benda m/s. Berdasarkan rumus tersebut, maka bisa diketahui bahwa momentum sebanding dengan kecepatan bendanya. Dengan demikian, arah momentum sama dengan arah kecepatannya, selain itu semakin besar kecepatan suatu benda akan semakin besar momentumnya. Sedangkan impuls adalah hasil kali antara gaya rata-rata dan selang waktu gaya tersebut bekerja. Secara matematis impuls dapat dituliskan sebagai I=FΔt, dengan I adalah impuls dalam ns, F adalah gaya yang diberikan dalam newton, dan Δt adalah selang waktu dalam sekon. Hubungan Impuls dan Momentum Hubungan antara impuls dan momentum dijelaskan oleh teorema impuls-momentum. Teorema impuls-momentum menyatakan bahwa impuls yang bekerja pada suatu benda sama dengan perubahan momentum dari benda tersebut. Baca juga Mengenal 3 Klasifikasi Materi Berdasarkan hukum II Newton menyatakan bahwa gaya F yang diberikan pada suatu benda besarnya sama dengan perubahan momentum Δp benda persatuan waktu Δt. Secara matematis hubungan antara impuls dan perubahan momentum dapat dituliskan sebagai berikut I=Δp=p2−p1 Hukum kekebalan Momentum Hukum kekebalan momentum menyatakan bahwa jika tidak terdapat gaya luar yang bekerja pada system maka momentum benda sebelum dan setelah tumbukan adalah sama. Ini berarti total momentum system benda sebelum tumbukan selalu sama dengan total momentum system benda setelah tumbukan. Secara matematis hukum kekebalan momentum dapat dituliskan sebagai berikut m1v1+m2v2=m1v1′+m2v2′ Keterangan Dengan m1 adalah massa benda 1 m2 adalah massa benda 2 v1 adalah kecepatan benda 1 sebelum tumbukan v2 adalah kecepatan benda 2 sebelum tumbukan v1 ’ adalah kecepatan benda 1 setelah tumbukan v2 ’ adalah kecepatan benda 2 setelah tumbukan. Tumbukan Tumbukan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian dan tumbukan tidak lenting sempurna. Untuk mengetahui jenis tumbukan dapat dilihat dari nilai koefisien restitusinya yaitu nilai negatif dari perbandingan antara besar kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan dan sebelum tumbukan. Secara matematis, nilai koefisien restitusi dapat dituliskan sebagai berikut Nilai-nilai koefisien restitusi untuk ketiga jenis tumbukan tersebut, yaitu Pada tumbukan lenting sempurna, nilai e = 1 Pada tumbukan lenting sebagian, 0 < e < 1 Pada tumbukan tidak lenting sempurna, e = 0 Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsFisikaImpulsKelas 10MomentumMomentum dan Impuls You May Also Like

Berikutini adalah soal soal tentang Impuls dan Momentum dengan pembahasannya. Nomor 1. Sebuah benda bermassa 5 kg bergerak dengan kecepatan 2 m/s. Jika benda tersebut diberi Impuls sebesar 10 N.s seperti pada gambar, berapakah kecepatannya sekarang? A. 3 m/s. B. 4 m/s. C. 5 m/s. D. 6 m/s. E. 7 m/s.
PertanyaanDua buah benda bermassa sama bergerak pada satu garis lurus saling mendekati seperti pada gambar! Jika v 2 ' adalah kecepatan benda 2 setelah tumbukan ke kanan dengan laju 5 m/s maka besar kecepatan v 1 ' 1 setelah tumbukan adalah ....Dua buah benda bermassa sama bergerak pada satu garis lurus saling mendekati seperti pada gambar! Jika v2' adalah kecepatan benda 2 setelah tumbukan ke kanan dengan laju 5 m/s maka besar kecepatan v1' 1 setelah tumbukan adalah .... 7 m/s 9 m/s 13 m/s 15 m/s 17 m/s Jawabanjawaban yang tepat adalah yang tepat adalah A. PembahasanDiketahui m 1 = m 2 = m v 1 = 8 m/s v 2 = -10 m/s ke arah kiri bernilai negatif v 2 ' = 5 m/s Ditanya kecepatan v 1 ' ? Penyelesaian Hukum kekekalan momentum yaitu momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. p se b e l u m ​ m ​ v 1 ​ + m ​ v 2 ​ 8 + − 10 v 1 ′ ​ v 1 ′ ​ ​ = = = = = ​ p ses u d ah ​ m ​ v 1 ′ ​ + m ​ v 2 ′ ​ v 1 ′ ​ + 5 − 2 − 5 − 7 m / s ​ Maka, besar kecepatan v 1 ' setelah tumbukan adalah 7 m/s kearah kiri. Jadi, jawaban yang tepat adalah m1 = m2 = m v1 = 8 m/s v2 = -10 m/s ke arah kiri bernilai negatif v2' = 5 m/s Ditanya kecepatan v1' ? Penyelesaian Hukum kekekalan momentum yaitu momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Maka, besar kecepatan v1' setelah tumbukan adalah 7 m/s kearah kiri. Jadi, jawaban yang tepat adalah A. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!1rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!ArAkram rizik HarisIni yang aku cari!KSKanesya SyafakillaIni yang aku cari!RARameyza Alya Nisa Makasih ❤️ Ini yang aku cari! Bantu banget Pembahasan lengkap banget Mudah dimengertiAWAprilia WulandariMakasih ❤️ Bantu banget Mudah dimengerti Pembahasan lengkap banget Ini yang aku cari!NPNabila Putri diandry Pembahasan terpotong u4BpN.
  • gm8d8g08oh.pages.dev/776
  • gm8d8g08oh.pages.dev/123
  • gm8d8g08oh.pages.dev/631
  • gm8d8g08oh.pages.dev/347
  • gm8d8g08oh.pages.dev/54
  • gm8d8g08oh.pages.dev/778
  • gm8d8g08oh.pages.dev/451
  • gm8d8g08oh.pages.dev/728
  • jika v2 adalah kecepatan benda 2 setelah tumbukan