YOGYAKARTA Tak ada yang meragukan kemasyhuran Kotagede Yogyakarta dengan kerajinan peraknya. Sejak jaman VOC tempat ini telah melahirkan karya perak dan perajin yang terkenal hingga negeri seberang. Suara palu yang beradu dengan besi saat perajin menempa perak masih bisa di dengar di gang-gang sempit Kotagede hingga medio 1997.
Kotagede is the historical site of Mataram Islam great city who build until 1532. This district has justify as international conservation district on ’Yogyakarta Declaration and Kotagede Declaration’ at Yogyakarta 1996, in Asia and West Pacific Network Urban Conservation APWNUC’ workshop and symposium 4th. Kotagede distric characteristic threatened because rapid physical function change as impact of economical growing and productive economical oriented. It nescessary to analysis the urban space characteristic that appropriate with this distinctiveness visual distric space. This research use rasionalistic quantitative method in order to find the image of distric space characteristic. Variables of analysis are street floor as horizontal bottom enclosure and street wall as vertical enclosure. JMP program and pixelate Adobe Photoshop use to process research data. Output of the analysis is distric space characteristic on Jl. Kemasan, include outline, facade rythem and quality of street space Abstract in Bahasa Indonesia Kotagede adalah situs bersejarah peninggalan Kotaraja Kerajaan Mataram Islam yang berdiri sejak tahun 1532 M. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi tingkat internasional dalam ’Yogyakarta Declaration and Kotagede Declaration’ di Yogyakarta melalui workshop dan simposium ke 4 oleh Asia and West Pacific Network Urban Consevation AWPNUC pada tahun 1996. Karakteristik kawasan Kotagede terancam akibat percepatan perubahan fungsi fisik sebagai dampak pertumbuhan ekonomi dan perubahan pemilikan yang berorientasi ekonomi produktif. Perlu dilakukan analisa karakteristik ruang kawasan yang sesuai dengan ciri visual ruang kawasan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode rasionalistik untuk mendapatkan gambaran karakteristik ruang kawasan secara kuantitatif. Analisa dilakukan dengan variabel lantai ruang jalan street floor dan dinding pembatas sebagai pelingkup ruang jalan street Wall. Pengolahan data dilakukan secara digital dengan program komputer JMP dan pixelate Adobe Photoshop. Hasil analisis merupakan temuan karakteristik di Jl. Kemasan, terhadap outline, irama bukaan bangunan dan kualitas ruang jalan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun arahan rancangan kawasan. Kata kunci jalan kemasan kotagede, konservasi, karakteristik. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free METODE ANALISIS KUANTITATIF RASIONALISTIK DALAM MENENTUKAN KARAKTERISTIK RUANG Poerwadi, et al. 81METODE ANALISIS KUANTITATIF RASIONALISTIK DALAM MENENTUKAN KARAKTERISTIK RUANG UNTUK ARAHAN RANCANGAN KAWASAN URBAN Studi Kasus Jl. Kemasan, Kotagede Poerwadi Tjahja Tribinuka Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya E-mail pewede ABSTRAK Kotagede adalah situs bersejarah peninggalan Kotaraja Kerajaan Mataram Islam yang berdiri sejak tahun 1532 M. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi tingkat internasional dalam ’Yogyakarta Declaration and Kotagede Declaration’ di Yogyakarta melalui workshop dan simposium ke 4 oleh Asia and West Pacific Network Urban Consevation AWPNUC pada tahun 1996. Karakteristik kawasan Kotagede terancam akibat percepatan perubahan fungsi fisik sebagai dampak pertumbuhan ekonomi dan perubahan pemilikan yang berorientasi ekonomi produktif. Perlu dilakukan analisa karakteristik ruang kawasan yang sesuai dengan ciri visual ruang kawasan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode rasionalistik untuk mendapatkan gambaran karakteristik ruang kawasan secara kuantitatif. Analisa dilakukan dengan variabel lantai ruang jalan street floor dan dinding pembatas sebagai pelingkup ruang jalan street Wall. Pengolahan data dilakukan secara digital dengan program komputer JMP dan pixelate Adobe Photoshop. Hasil analisis merupakan temuan karakteristik di Jl. Kemasan, terhadap outline, irama bukaan bangunan dan kualitas ruang jalan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun arahan rancangan kawasan. Kata kunci jalan kemasan kotagede, konservasi, karakteristik. ABSTRACT Kotagede is the historical site of Mataram Islam great city who build until 1532. This district has justify as international conservation district on ’Yogyakarta Declaration and Kotagede Declaration’ at Yogyakarta 1996, in Asia and West Pacific Network Urban Conservation APWNUC’ workshop and symposium 4th. Kotagede distric characteristic threatened because rapid physical function change as impact of economical growing and productive economical oriented. It nescessary to analysis the urban space characteristic that appropriate with this distinctiveness visual distric space. This research use rasionalistic quantitative method in order to find the image of distric space characteristic. Variables of analysis are street floor as horizontal bottom enclosure and street wall as vertical enclosure. JMP program and pixelate Adobe Photoshop use to process research data. Output of the analysis is distric space characteristic on Jl. Kemasan, include outline, facade rythem and quality of street space Keywords jalan kemasan kotagede, conservation, characteristic. PENDAHULUAN Kotagede merupakan peninggalan Kotaraja Mataram Islam berdiri sejak tahun 1532 M, berawal dari sebuah kawasan hutan ’alas Mentaok’, kemudian dijadikan pedukuhan sebagai permukiman kerabat Kiai Ageng Pemanahan yang masih berada dalam kekuasaan Sultan Pajang. Konsep tatanan tapak tradisional Jawa yang menggunakan empat elemen catur gatra yaitu dalem sebagai tempat tinggal penguasa, pasar dan alun-alun sebagai ruang terbuka publik serta Masjid digunakan sebagai dasar penataan kawasan. Alun-alun sebagai suang terbuka publik di kelilingi bangunan penting berupa Dalem, Masjid dan lokasi pasar tradisional. Kotagede secara administratif sebagian termasuk dalam wilayah Kota Yogyakarta, yaitu Kelurahan Prenggan dan Purbayan, sebagian lagi termasuk dalam wilayah Kabupaten Bantul, yaitu Desa Jagalan Gambar 1; peta wilayah penelitian. Bangunan rumah tinggal yang berfungsi sebagai tempat usaha ada sejak tahun 1870, sedang industri kerajinan perak sejak tahun 1920. sehingga saat ini di kelurahan Prenggan sepanjang Jl. Kemasan didominasi usaha perdagangan hasil kerajinan perak. Jalan tersebut adalah jalur pergerakan utama menuju situs Kotaraja Mataram Islam dari kota Yogyakarta, namun demikian keberadaan Jl. Kemasan sekarang justru berkembang sendiri tanpa ada arahan untuk memperkuat potensi strategis ini. Karakteristik ruang kawasan semakin hilang tertimpa pembangunan yang berorientasi bisnis. Perlu arahan rancangan kawasan urban di Jl. Kemasan agar tercipta karakteristik koridor yang terkoordinasi baik secara fisik maupun aktifitas, sehingga mampu meningkatkan kualitas lingkungan yang mendukung keberadaan situs bersejarah. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 36, No. 1, Juli 2008 81 - 92 82 Gambar 1 Peta posisi Kotagede terhadap kota Yogyakarta dan Peta Kawasan Kotagede Benteng Jagang Pasar KotagedePasargede Masjid Ageng Mataram Alun-alun situs Dalem METODE ANALISIS KUANTITATIF RASIONALISTIK DALAM MENENTUKAN KARAKTERISTIK RUANG Poerwadi, et al. 83METODA PENELITIAN Potensi strategis yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan kota adalah figure, linkage dan place Trancik, 1980. Massa dan ruang solid-void secara fisik serta jalur pergerakan untuk kendaraan dan pejalan kaki adalah faktor penting yang menentukan pembentukan struktur kota. Faktor tersebut menjadi bahan acuan untuk di analisis dalam penelitian ini. Metode kuantitatif dipergunakan dengan mendata obyek fisik di lokasi penelitian secara obyektif dalam tampilan angka, selanjutnya dilakukan analisa secara rasionalistik. Ruang jalan sebagai bentukan dari pelingkup horisontal street floor dan massa yang merupakan elemen vertikal street wall merupakan variabel yang digunakan. Analisa dilakukan dengan dua macam data terolah, pertama adalah matriks dari variabel-variabel yang telah ditentukan yaitu fungsi bangunan, garis sempadan, bentuk atap, warna, umur bangunan. Kedua adalah penggambaran street picture bangunan yang ada di lokasi penelitian. Matriks data yang dianalisa menghasilkan kecenderungan karakteristik bangunan berdasarkan jumlah terbanyak dari variabel fisik dan aktivitas. Pencarian hubungan dari data diakukan dengan penelitian korelasional corelational research secara multivariate sistem cluster untuk mendapatkan hierarki pengelompokan variabel tersebut. Pengelompokkan ini akan dapat mem-perlihatkan kecenderungan variabel yang saling berhubungan. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Kotagede tidak lagi menunjukkan dirinya sebagai salah satu bekas ibukota kerajaan Mataram Islam, kecuali nama yang masih ada yaitu Masjid dan Makam, serta legenda yang tetap ada dalam tata kehidupan masyarakatnya Van Mook, 1958. Benteng jagang kota dan tata ruang kota yang tersisa, tidak lagi menunjukkan masa lalu sebuah Kotaraja. Perpindahan pusat kerajaan Mataram dari Kotagede telah menjadikan kota yang dibangun dalam konsep kekerabatan itu berubah identitas menjadi kota abdi dalem penjaga makam dan masjid kedaton. Perjalanan sejarah telah membentuk Kawasan Kotagede sebagai daerah yang dihuni banyak perajin perak, sehingga sampai saat ini toko-toko kerajinan perak bertebaran di sepanjang jalan. Akses utama menuju situs dalem’ Kotagede, yaitu Jl. Kemasan dihuni masyarakat jenis pedagang, perajin dan pekerja adalah koridor yang paling banyak berkembang digunakan sebagai toko perak Gambar 2. Sumber Dokumentasi survey pribadi tahun 2002 dan 2004 Gambar 2. Toko-toko kerajinan perak di kawas-an Kotagede Keterangan Bangunan di Jl. Kemasan yang asalnya berfungsi sebagai toko atau rumah tinggal telah diubah menjadi toko hasil kerajinan perak. Pemilik merehabilitasi bangunan dengan penampilan yang menyolok dari warna dinding dan billboard signage. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 36, No. 1, Juli 2008 81 - 92 84 Pasargede yang merupakan akhir dari Jl. Kemasan adalah awal dari lokasi situs Kotaraja Mataram. Pasar ini sejak berdiri sudah diperuntukkan sebagai pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat. Terdapat dua kepentingan perdagangan di kawasan Kotagede yaitu perdagangan yang lebih berorientasi bagi pelancong pendatang dan jual-beli kebutuhan sehari-hari bagi warga masyarakat lokal, baik modern kekinian maupun tradisional Gambar 3. Penggal-penggal Kawasan dibuat untuk mem-permudah analisis. Penentuan penggal didasarkan atas pertimbangan kategorisasi spesifikasi keunikan, bentuk situasi tapak dan jalur jalan, fasilitas terkelompok tertentu dan titik-titik menarik berupa bangunan dalam sebuah kawasan. Pertama adalah penggal ’Kemasan 1’ yang dimulai dari pertigaan sisi Utara Jl. Kemasan sampai dengan pertigaan dekat Kantor Penggadaian. Penggal ’Kemasan 2 dan 3’ dimulai dari Kantor Penggadaian sampai dengan perempatan dengan dan Gambar 4. Analisa dengan tabulasi dibagi menjadi 12 variabel yaitu fungsi bangunan, kedalaman garis sempadan bangunan, tinggi bidang dinding, lebar bidang dinding, jumlah lantai, bentuk atap, keberadaan ornamentasi beserta keunikannya, warna bangunan, umur dan jenis ruang. Secara visual analisa dilakukan dengan menggambar tampak-tampak dari bangunan yang ada berdasarkan penggal yang menghasilkan outline global dan bukaan pintu dan jendela dari bangunan yang ada di Jl. Kemasan. Perbandingan ini menghasilkan temuan yang berperan dalam menentukan kecenderungan karak-teristik kawasan. Fungsi pelayanan umum di Jl. Kemasan meliputi tempat pelayanan Pos, tempat pendidikan berupa Sekolah Dasar Negeri, tempat pelayanan kesehatan berupa rumah sakit, tempat praktek dokter dan poliklinik serta apotik, tempat ibadah berupa Masjid. Fungsi massa pelingkup ruang jalan didominasi tempat usaha perdagangan dan usaha kerajinan logam perak, baik skala kecil maupun menengah sampai besar, terlihat dari dimensi tempat usaha. Jenis usaha perdagangan selain kerajinan perak terdapat jenis komoditas bahan kebutuhan hidup sehari-hari, elektronik, bahan bangunan, suku cadang otomotip, warung tempat makan-minum, jasa foto copy, wartel, reparasi kendaraan roda dua, kios bensin eceran, bengkel las, peralatan fotografi dan bahan pakaian Gambar 5. Sumber Dokumentasi survey pribadi tahun 2002 Gambar 3. Aktifitas perdagangan di sekitar Pasargede, akhir dari Jl. Kemasan Keterangan Pasargede sampai saat ini tetap menjadi fasilitas pusat perbelanjaan tradisional yang cukup ramai, terutama pada pagi hari pasaran. Jumlah pedagang yang terus bertambah menyebabkan terbentuk bedak-bedak penjualan di sekeliling pasar, ada yang berjualan dengan tenda, gerobak dan lesehan/tikar METODE ANALISIS KUANTITATIF RASIONALISTIK DALAM MENENTUKAN KARAKTERISTIK RUANG Poerwadi, et al. 85JL. KEMASANJL. KARANGLOJL. MENTAOK RAYAJL. WATU GILANGJL . MONDORAKANSumber Olahan data 2004 Gambar 4. Penggal kawasan untuk penelitian di wilayah Kotagede Penggal Kemasan 1 Penggal Kemasan 2 Penggal Kemasan 3 UTARATitik yang menarik perhatian adalah toko perak Yolanda’ dan Balai kelurahan yang beratap joglo. Set back kedua bangunan ini cukup mundur ke belakang Wilayah ini didominasi oleh fasilitas perdagangan seperti toko perak, warung makanan, bengkel, foto copy dan lain-lain. Rata-rata bangunan tidak terlalu besar bersempadan nol dengan mayoritas ketinggian satu lantai dan memiliki bentuk dasar atap segitiga pelana atau perisai Gambar 5. Penal Kemasan 1’ DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 36, No. 1, Juli 2008 81 - 92 86 Analisa Irama BukaanAnalisa OutlineAnalisa VoidAnalisa SolidPenggal Kemasan 1. Sisi Timur, dari Utara ke SelatanAnalisa Irama BukaanAnalisa OutlineAnalisa VoidAnalisa SolidPenggal Kemasan 1 cermin. Sisi Barat, dari Utara ke SelatanSumber Olahan data pribadi 2008 Gambar 6. Analisa elemen visual penggal Kemasan 1 UTARAJL. KEMASANPenggal ini ditandai oleh titik-titik bangunan kantor penggadaian dan rumah kuno dengan set back cukup mundur, kebetulan keduanya didominasi oleh warna hijau Bangunan lebih banyak sebagai rumah tinggal dan kantor pemerintah. Kantor pusat dan sekolah perguruan Taman Siswa yang memiliki reputasi sejarah juga terletak padapenggal ini dengan bangunan 2 lantai Gambar 7. Penggal Kemasan2’ METODE ANALISIS KUANTITATIF RASIONALISTIK DALAM MENENTUKAN KARAKTERISTIK RUANG Poerwadi, et al. 87Analisa Irama BukaanAnalisa OutlineAnalisa VoidAnalisa SolidPenggal Kemasan 2. Sisi Timur, dari Utara ke SelatanAnalisa Irama BukaanAnalisa OutlineAnalisa VoidAnalisa SolidPenggal Kemasan 2 cermin. Sisi Barat, dari Utara ke SelatanSumber Olahan data pribadi 2008 Gambar 8. Analisa elemen visual penggal Kemasan 2 UTARAPenggal 3 di Jl. Kemasan selain diisi oleh bangunan kuno sekolah dasar juga fasilitas perdagangan, baik toko perak maupun pedagang kakilima. Ujung yang erakhir pada perempatan di sisi Selatan adalah titik simpul yang cukup potensial secarvisual dan fungsional Gambar 9. Penggal ’Kemasan 3’ DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 36, No. 1, Juli 2008 81 - 92 88 Vegetasi yang ditanam di pot berupa bunga perdu, sedangkan jenis pohon hanya terdapat di halaman privat. Peneduhan bagi pejalan kaki hanya didapatkan dari naungan teritisan bangunan yang umumnya berada di tepi jejalur pejalan kaki dengan garis sempadan bangunan nol. Tempat pemberhentian angkutan umum, tempat telpon umum, tempat duduk atau tempat istirahat bagi pejalan kaki tidak tersedia. Parkir kendaraan roda dua memanfaatkan ruang badan jalan dan di sepanjang jejalur pejalan kaki, sedangkan kendaraan roda empat memanfaatkan tepi badan jalan on street parking. Pedagang makanan memanfaatkan jejalur pejalan kaki dan tidak permanen, tercatat dua unit di sisi Barat dan tiga unit di sisi Timur depan kantor pos Gambar 7. Intensitas pengguna ruang jalan tinggi saat kegiatan jam sekolah dan jam kerja siang hari. Moda angkutan terdiri dari kendaraan tidak bermotor dan bermotor roda dua serta roda empat. Kendaraan pribadi mendominasi jalur dua arah ini. Jenis sepeda, becak dan sepeda motor merupakan pengguna terbanyak dibandingkan jenis mobil, bus, truk tanki distribusi bahan bakar dan truk pengangkut sampah. Jumlah pejalan kaki belum terlihat melebihi kapasitas ruang jalan. Calon pembeli kerajinan perak yang menggunakan kendaraan, memanfaatkan sepanjang ruang badan jalan untuk parkir di dekat tempat belanja yang dituju atau di halaman parkir bila tersedia. Pertemuan antara Jl. Kemasan dan Jl. Karanglo berada di simpul jaringan jalan utama kota. Jl. Karanglo memiliki arah orientasi membujur Timur-Barat. Dimensi ruang jalan yang terbentuk oleh jarak antar bangunan tidak seragam, karena garis sempadan bangunan tidak sama. Perletakan massa bangunan ada yang berada di garis sempadan nol tetapi ada juga yang berada di garis sempadan 6 m dari jejalur pejalan kaki, terutama bangunan baru yang memiliki jumlah lantai lebih dari satu lantai Gambar 9. Penggal Kemasan 3. Sisi Timur, dari Utara ke SelatanAnalisa SolidAnalisa VoidAnalisa OutlineAnalisa Irama BukaanPenggal Kemasan 3 cermin. Sisi Barat, dari Utara ke SelatanAnalisa SolidAnalisa VoidAnalisa OutlineAnalisa Irama BukaanSumber Olahan data pribadi 2008 Gambar 10. Analisa elemen visual penggal ’Kemasan 3’ METODE ANALISIS KUANTITATIF RASIONALISTIK DALAM MENENTUKAN KARAKTERISTIK RUANG Poerwadi, et al. 89Fungsi pelayanan umum di Jl. Kemasan meliputi tempat pelayanan Pos, tempat pendidikan berupa Sekolah Dasar Negeri, tempat pelayanan kesehatan berupa rumah sakit, tempat praktek dokter dan poliklinik serta apotik, tempat ibadah berupa Masjid. Fungsi massa pelingkup ruang jalan didominasi tempat usaha perdagangan dan usaha kerajinan logam perak, baik skala kecil maupun menengah sampai besar, terlihat dari dimensi tempat usaha. 1 lantai2 lantaiAtap segi 3Atap segi 4Atap trapesiumFasum IbadahFasum KantorFasum KesehatanFasum PendidikanGSB 0 s/d 3GSB >6GSB NolGSB3 s/d 6LBD 4 s/d 6LBD 6 s/d 12LBD 12Ornamen atapOrnamen dindingOrnamen gevelOrnamen konsolOrnamen pnt jndlRumah TinggalTBD 3 s/d 6TBD 6Tempat Usahapnghijauanprivatpublikumur 50 thwarna biruwarna coklt/kngwarna hijauwarna merahwarna pth/abu2Sumber Olahan data pribadi 2004 Gambar 11. Diagram distribusi frekuensi Jl. Ke-masan sisi Barat Fungsi bangunan yang paling banyak di Jl Kemasan Sisi Barat adalah tempat usaha yang digunakan juga sebagai rumah tinggal. Kecen-derungan garis sempadan bangunan adalah 3 sampai 6 meter. Tinggi bidang dinding mayoritas kurang dari 3 meter dan lebarnya didominasi ukuran 6 sampai 12 meter. Bangunan 1 lantai dengan bentuk geometris atap trapesium lebih banyak dibandingkan segi empat dan segi tiga. Ornamentasi terbanyak di pintu dan jendela, sedangkan di bagian lain seperti dinding, atap, konsol dan gevel lebih sedikit dan jumlahnya cenderung sama. Bangunan yang berusia kurang dari 50 tahun jauh lebih banyak dibanding yang lebih dari 50 tahun Gambar 11. Rumah TinggalTempat UsahaFasum KantorFasum PendidikanFasum KesehatanFasum IbadahGSB NolGSB 0 s/d 3GSB3 s/d 6GSB >6TBD 6LBD 121 lantai2 lantaiAtap segi 4Atap segi 3Atap trapesiumOrnamen pnt jndlOrnamen dindingOrnamen konsolOrnamen atapOrnamen gevelwarna pth/abu2warna hijauwarna merahwarna biruwarna coklt/kngumur 50 thprivatpublikpnghijauan Sumber Olahan data pribadi 2004 Gambar 12. Cluster diagram Jl. Kemasan sisi Barat Cluster diagram Jl. Kemasan sisi Barat mem-perlihatkan bahwa rumah tinggal dan tempat usaha cenderung berupa bangunan satu lantai dengan garis sempadan 3 sampai 6 meter beratap trapesium dan segi empat berwarna putih/abu-abu. Lebar bidang dinding antara 6 sampai 12 meter, sedang tinggi bidang dinding antara 3 sampai 6 meter. Variabel lain seperti fasilitas umum, ornamentasi, warna merah, coklat, biru dan sebagainya terletak pada diagram di bawah tidak dianggap penting Gambar 12. Fungsi bangunan yang paling banyak di Jl. Kemasan Sisi Timur adalah tempat usaha disamping untuk rumah tinggal, kecenderungan garis sempadan bangunan adalah 0 sampai 3 meter, tinggi bidang dinding mayoritas 3 sampai 6 meter disamping kurang dari 3 m sedangkan lebarnya didominasi bangunan dengan ukuran 6 sampai 12 m atau lebih dari 12 meter. Bangunan 1 lantai dengan bentuk atap segi empat lebih banyak dibanding trapesium dan segi tiga. Ornamentasi terbanyak pada pintu dan jendela dan dinding, sedang\ pada bagian lain seperti atap, konsol dan gevel lebih sedikit dan jumlahnya sama. Bangunan yang berusia kurang dari 50 tahun lebih banyak dibanding yang lebih dari 50 tahun Gambar 13. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 36, No. 1, Juli 2008 81 - 92 90 1 lantai2 lantaiAtap segi 3Atap segi 4Atap trapesiumFasum IbadahFasum KantorFasum KesehatanFasum PendidikanGSB 0 s/d 3GSB >6GSB NolGSB3 s/d 6LBD 4 s/d 6LBD 6 s/d 12LBD 12Ornamen atapOrnamen dindingOrnamen gevelOrnamen konsolOrnamen pnt jndlRumah TinggalTBD 3 s/d 6TBD 6Tempat Usahapnghijauanprivatpublikumur 50 thwarna biruwarna coklt/kngwarna hijauwarna merahwarna pth/abu2Sumber Olahan data pribadi 2004 Gambar 13. Diagram distribusi frekuensi Jl. Ke-masan sisi Timur Rumah TinggalTempat UsahaFasum KantorFasum PendidikanFasum KesehatanFasum IbadahGSB NolGSB 0 s/d 3GSB3 s/d 6GSB >6TBD 6LBD 121 lantai2 lantaiAtap segi 4Atap segi 3Atap trapesiumOrnamen pnt jndlOrnamen dindingOrnamen konsolOrnamen atapOrnamen gevelwarna pth/abu2warna hijauwarna merahwarna biruwarna coklt/kngumur 50 thprivatpublikpnghijauanSumber Olahan data pribadi 2004 Gambar 14. Cluster diagram Jl. Kemasan sisi Timur Cluster diagram Jl. Kemasan sisi Timur mem-perlihatkan bahwa rumah tinggal dan tempat usaha cenderung berupa bangunan privat satu lantai dengan garis sempadan 0 sampai 3 meter beratap segi empat berwarna putih/abu-abu. Lebar bidang dinding antara 6 sampai 12 meter, sedang tinggi bidang dinding antara 3 sampai 6 meter. Usia bangunan kurang dari 50 tahun. Variabel lain seperti fasilitas umum, ornamentasi, warna merah dan sebagainya terletak di diagram di bawah tidak dianggap penting Gambar 14. Pembahasan tentang massa bangunan untuk menunjukkan figure-ground dari koridor ruang di Jl. Kemasan bertujuan untuk mendapatkan pemetaan tentang keberadaan enclosure pembatas besarta kualitas dan kuantitasnya. Pembahasan tentang ruang jalan dilakukan dengan membuat block-map jalan baik arteri maupun lingkungan, dilanjutkan dengan pemetaan dari pedestrian atau trotoar di sekitar jalan tersebut dan pemetaan dari halaman-halaman bangunan yang berhubungan dengan trotoar. Pemetaan tentang ruang jalan diformulasikan untuk mendapatkan gambaran seberapa jauh kuantitas dan kualitas ruang jalan tersebut yang dapat menunjukkan karakteristik ruang Jl. Kemasan, Kotagede. Sub lokasi Kemasan dari arah Utara menuju pasar Kotagede Intensitas ruang publik tinggisedang rendah Sumber Olahan data pribadi 2008 Gambar 15. Analisis outline, bukaan dan ruang jalan sub lokasi Kemasan Pembahasan tentang karakteristik kawasan yang dilakukan dengan menganalisis elemen visual bangunan-bangunan yang terletak di jalur utama pasar Kotagede telah menghasilkan temuan tentang ciri khas berdasarkan solid-void fasad, outline dan irama bukaan. Pembahasan tentang kuantitas ruang jalan obyek penelitian menghasilkan analisis yang menunjukkan fluktuasi ruang berdasarkan lebar jalan, pedestrian dan halaman bangunan. Proses analisis di Jl. Kemasan, Kotagede dilakukan dengan rasionalistik yang didukung program digital berupa pixelate adobe METODE ANALISIS KUANTITATIF RASIONALISTIK DALAM MENENTUKAN KARAKTERISTIK RUANG Poerwadi, et al. 91photoshop. Program ini mengglobalkan pixel tam-pilan obyek bahasan sehingga menghasilkan generalisasi karakteristik Gambar 15. Hasil berupa nada warna yang menunjukkan tinggi-rendahnya intensitas obyek bahasan digrafiskan dengan diagram garis yang dapat menentukan secara lebih terukur. KESIMPULAN Karakteristik ruang jalan sebagai bagian dari struktur kawasan dapat ditemukan melalui metoda kuantitatif, berdasar data-data obyektif yang dianalisa secara rasionalistik. Karakteristik ruang jalan merupakan bagian dari arahan rancangan kawasan. Penelitian di Jl. Kemasan masih dapat dilanjutkan dengan penelitian relevan lain agar bisa menjadi acuan untuk penyusunan arahan rancangan kawasan Kotagede DAFTAR PUSTAKA Adhisakti, Laretna T., Maret 2004, Pelestarian Pusaka Berbasis masyarakat, Lokakarya Pelestarian Pusaka Indonesia, Jakarta. Dirjen Penataan Ruang., 2007, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dep. PU. Yakarta. Moudon, Anne Vernez., 1991, Public Street for Public Use, Columbia University Press. New York. Sanoff, H., 1991, Visual Research Methods in Nostrand Reinhold, New York, USA. Smardon, Richard., C., 1989, Foundation for Visual Project Analysis, John Willey & Son Soekiman, Djoko., 1993, Kotagede. Penerbit Projek Pengembangan Media Kebudayaan, Jakarta. Van Mook, 1958, Kuta Gede Before the Reorganization, oleh Wertheim, et al., ed, The Indonesian Town. Studies in Urban Sociology, The Hague. Trancik, roger, 1980, Finding Lost Space, Theories of Urban Design, New York, Oxford University Press. Gerard Paul HodgkinsonThis chapter is concerned with the basic mechanics of the programme of empirical research reported in the remainder of the book. Its primary purpose is to describe the development and psychometric evaluation of the various research instruments employed in the study. Readers who are less interested in the precise technical details of the study may wish to by-pass or skim this chapter on first reading, returning to it for reference purposes, as and when book is available for download at TrancikExposición que rastrea las principales teorías del diseño urbano surgidas a lo largo del siglo XX y ofrece un análisis de los espacios pérdidos o usos inadecuados del espacio que son parte de la crisis urbana finisecular, con apoyo de estudios de caso detallados de las ciudades de Boston y Washington, Estados Unidos; Gotemburgo, Suecia y Newcastle, Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan RuangRuang Dirjen PenataanDirjen Penataan Ruang., 2007, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dep. PU. Gede Before the Reorganization, oleh Wertheim, et al., ed, The Indonesian TownH J Van MookVan Mook, 1958, Kuta Gede Before the Reorganization, oleh Wertheim, et al., ed, The Indonesian Town. Studies in Urban Sociology, The Pusaka Berbasis masyarakat, Lokakarya Pelestarian Pusaka IndonesiaLaretna T AdhisaktiMaretAdhisakti, Laretna T., Maret 2004, Pelestarian Pusaka Berbasis masyarakat, Lokakarya Pelestarian Pusaka Indonesia, Jakarta.
Yogyakarta(Antara Jogja) - Jumlah perajin perak di Sentra Produksi Kerajinan Perak Kotagede, Yogyakarta, makin berkurang sehingga dikhawatirkan sentra tersebut akan berpindah ANTARA News jogja ekonomi Top News; Terkini; Rilis Pers; Antaranews.com. Tentang Kami. Senin, 6 Juni 2022. Home;
Berbicara mengenai perak di Yogyakarta, kira-kira apa yang terpikirkan oleh Sobat SJ? Yups, sebuah kota lama di wilayah Bantul, Yogyakarta, bernama Kotagede. Sebagai kota klasik dan eks ibu kota Kerajaan Mataram Islam yang berdiri sejak 1532 M, Kotagede dikenal akan peninggalan sejarah, budaya serta pusat ekonomi yang bergerak di bidang kerajinan kriya. Salah satunya adalah kerajinan perak. Tak heran, Kotagede dikenal sebagai Kota Perak’ terbesar di Indonesia hingga saat ini. Di kota ini pun terdapat salah satu tempat pembuatan kerajinan perak terbesar, bahkan sudah dikenal hingga ke mancanegara, yaitu HS Silver Kotagede. Untuk mengetahui mengenai HS Silver Harto Suharjo Silver, beberapa waktu lalu, tepatnya pada Jumat 22/7/2022, berhasil mewawancarai Artin Wuriyani selaku Direktur Bisnis dan Development HS Silver di kantor HS Silver Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta. Direktur Bisnis dan Development HS Silver, Artin Wuryani. Foto Sururi. Dalam kesempatan ini, kami pun banyak menanyakan beberapa hal, mulai dari sejarah berdirinya perusahaan hingga keberhasilan Harto Suharjo Silver mempertahankan usahanya hingga saat ini dan melewati masa-masa sulit saat awal pandemi Covid-19. Nggak usah panjang lebar lagi, deh, ya? Langsung saja simak obrolan menariknya di bawah ini Pintu masuk HS Silver Kotagede. Foto Sururi. Halo, Mbak Artin. Apa kabar? Mbak, boleh diceritakan sedikit nggak sih, bagaimana awal mula berdirinya HS Silver di Kotagede ini? Baik. Jadi, HS Silver sendiri berdiri sejak tahun 1953 didirikan oleh owner kami, yaitu Ibu dan Bapak Harto Suharjo. Itu kenapa kemudian namanya adalah singkatan dari nama beliau HS Silver Kotagede. Di awal pada saat pertama dibuka ini namanya adalah Toko Terang Bulan, yang tidak hanya berjualan silver, tapi justru tembaga. Kemudian dalam perjalanannya di tahun 1990, ini sudah mulai lebih profesional manajemennya dan sampai pada saat ini ada di generasi dua dan ketiga. Nah, saat ini sudah menjadi perusahaan perseroan terbatas PT, yang dinamakan PT Harto Suharjo Windu Putra Sejahtera. Mengenai karyawannya sendiri, ada berapa orang saat ini, Mbak? Karyawan kita untuk pengrajin saat ini ada sekitar 66 orang, namun demikian kita juga ada pekerja dari luar bekerja di rumah sebagai borongan sekitar 199 orang saat ini. Untuk para pekerja tersebut, apakah hanya dari daerah Kotagede atau dari daerah lain? Saat ini, seperti yang kita ketahui sendiri bahwa Kotagede ini terkenal dengan sejarah historical Mataram Kingdom ya. Di mana Kerajaan Mataram Kuno ini berawal berdiri dari Kotagede. Nah, dulu kenapa para pengrajin perak ada di area tersebut Kotagede, karena mereka itu memberikan upeti kepada raja atau permaisuri di dalam melakukan pembuatan proses jewelry. Nah, itu kemudian yang sampai saat ini kenapa terkenal, pengrajin perak Kotagede itu terkenal teliti, tekun dan sebagainya. Beberapa pengrajin kami memang ada berasal dari Kotagede, karena kami ingin menjadi upaya dari pelestarian budaya dengan merangkul para pengrajin dari area ini. Namun, kita juga ingin sekali mengenalkan kerajinan ini di tempat lain dan seperti yang kita ketahui bahwa pengrajin ini sulit sekali ditemukan sekarang untuk regenerasinya. Sehingga kami mencoba mencari di beberapa lokasi area luar kota Jogja dan kemudian kita latih dan kita lihat secara quality product control sesuai dengan standar kami. Nah, itu kemudian jadi pengrajin dari kami juga. Apakah ada penentuan usia untuk pengrajin di HS Silver? Tidak ada penentuan usia dalam kriteria pengrajin. Secara prinsip kami punya standar quality control yang pasti harus bisa masuk ke standar kami. Karena kami kan juga untuk ekspor. Untuk pendistribusiannya kerajinan dari HS Silver sendiri, ke wilayah mana saja, Mbak? Saat ini, bisnis kami terbagi menjadi dua. Satu adalah retail, yang mungkin teman-teman bisa lihat kami mempunyai toko yang besar di area Kotagede yang sudah sangat dikenal. Dan kedua adalah wholesale, ini adalah pesanan khusus yang mungkin kita bisa membuat customize product dari beberapa korporat, ada juga ekspor custom dari buyer yang ingin memesan kepada kami. Selain itu, untuk retail kami juga ingin me-rebranding kembali HS Silver yang bisa ditemukan di beberapa hotel di area Yogyakarta. Kita juga membuka toko yang berkolaborasi dengan Yogya Pasaraya di area Malioboro. Sebagai salah satu perusahaan atau tempat kerajinan perak terlama dan terbesar di Kotagede, dari HS Silver sendiri melihat industri perak saat ini, bagaimana? Kami percaya dalam pengembangan bisnis ini harus mengikuti dengan tren market ya. Kalau kami melihat sekarang ini tren marketnya tidak shopping only, tapi experience base. Itu kenapa kemudian kami HS Silver menciptakan beberapa unit bisnis yang salah satunya adalah experience living culture, yaitu para pengunjung yang datang ke HS Silver itu bisa merasakan bagaimana sulitnya proses produksi perak. Bagaimana mereka bisa menghargai, para pengrajin perak yang sulit sekali mengerjakan kerajinan ini. Nah, itu adalah value yang ingin kami sampaikan kepada pengunjung. Kalau kita tidak menciptakan hal ini, jadi siapa lagi generasi penerus bangsa yang tau tentang kerajinan ini. Salah satu pengunjung membuat kerajinan perak, dibantu oleh perajin perak dari HS Silver. Foto Sururi. Lalu, beberapa waktu yang lalu kan, sektor-sektor industri mengalami dampak buruk akibat pandemi Covid-19. Apakah HS Silver sendiri mengalami kerugian juga dan bagaimana HS Silver mengatasi masalah tersebut? Berbicara tentang efek pandemi, karena pandemi ini tidak hanya skalanya nasional tapi global. Tentu saja semua sektor pasti terkena dampaknya, apalagi kami yang berada di ranah sektor tourism industry yang juga kena dampaknya. Satu di ekspor kami, karena beberapa buyer kami juga berada di area tourism. Kemudian yang kedua, di retail kami, karena beberapa regulasi pemerintah yang tidak diperbolehkan masuk di berbagai kota bahkan berbagai negara. Kemudian karena di Jogja ini terkenal dengan kota tourism-nya pada saat tourism turun pendapatan, kita juga ikutan turun pendapatan pada saat itu. Kami bahkan sempat tutup, karena kami terkena dampak bersyukur hanya sebentar, kemudian kami juga sempat merumahkan beberapa pengrajin yang dulunya banyak selain untuk menjaga social distance pada saat itu. Namun, saat ini kita sudah mulai merangkak naik kembali karena sudah ada perubahan regulasi yang cukup signifikan. Untuk upaya setelah pandemi, tentu saja kalau kita berbicara mengenai bisnis semua sektor bisnis itu melakukan era new normal. Beberapa hal yang harus kita ikuti regulasi ini tentu saja, satu social distance, kedua kebersihan beberapa hal yang harus kita lakukan di sini HS Silver bahkan tidak hanya kami di internal tapi juga untuk pengunjung. Upaya-upaya ini kita lakukan dari tren new normal. Kemudian kami juga harus pengenalan kembali upaya apa supaya kami tetap eksis, meskipun beberapa toko di area sini Kotagede sempat tutup lama kami bahkan berani buka, untuk memperlihatkan bahwa kami masih survive, bahwa kami masih eksis di dunia silver. Lalu, saat ini kami membuka peluang-peluang apa yang bisa menghasilkan di tempat kami, misalnya edu-tourism, lalu ada beberapa tidak hanya sektor jewelry-nya, tapi memperkenalkan story telling proses pembuatan produk HS Silver, sejarah Kotagede, upaya kami terhadap generasi muda dalam pelestarian budaya seperti kolaborasi dengan influencer, teman-teman model, teman-teman Puteri Indonesia yang kemudian bekerjasama dengan kami untuk mem-branding kembali bahwa kami masih eksis dan menjadi nomor satu di Kotagede. Para perajin perak di HS Silver. Foto Sururi. Kalau boleh tau, Mbak. Produk apa saja sih yang dijual di HS Silver? Kami tidak hanya menjual produksi dari perak, bahkan kami menjual beberapa bahan dari tembaga dan untuk melihat tren market saat ini, kita harus berbicara terkait dengan kreativitas sebuah produk, beberapa materi kita “kawinkan”, seperti leather-perak atau kulit dengan perak, gelang dari bahan nilon dengan perak, bahkan dengan clay atau tanah liat. Jadi kami mencoba mengawinkan beberapa produk yang tidak hanya bahan dasar dari perak, begitu. Kami juga melakukan inovasi tematik yang ada di sana. Dengan penjelasan, Mbak di atas. Lalu, apa sih harapan dari HS Silver mengenai industri kriya terutama perak ke depan? Oke, berbicara sebuah harapan dalam bisnis kita harus tetap optimis, apapun yang terjadi bahkan pasca pandemi ini. Dari kami HS Silver kami percaya, bahwa value yang kami usung di sini tidak hanya berbicara tentang komersial bisnis, tapi kita punya value dalam pelestarian budaya. Di mana value tersebut nilai optimisme kami, bahwa itu bisa kami perkenalkan ke masyarakat lebih luas. Kami yakin dengan nilai-nilai yang kami bawa, kami bisa berjuang di dalam bisnis ini industri kriya perak. Terima kasih, Mbak Artin Wuriyani atas waktunya. Bagi Sobat SJ yang ingin mengetahui produk-produk dari Harto Suharjo Silver, kamu bisa nih langsung berkunjung ke Jl. Mondorakan No 1, Prenggan, Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta. Produk HS Silver mengutamakan kualitas dan kebersihan toko untuk membuat nyaman pengunjung. Foto Sururi. Jika Sobat mau melihat produk-produk secara online, tenang saja kamu juga bisa melihat situs resmi HS Silver dan bisa melihat katalog-katalog yang disediakan. Mengenai harganya, produk-produk HS Silver cukup beragam, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tergantung, kamu memilih bahan dan ukuran yang kamu suka.
Kerajinanperak di Kotagede sudah berlangsung sejak berdirinya Kerajaan Mataram Islam sejak tahta raja pertama, tepatnya di abad 16. Hingga saat ini, kerajinan perak masih berlangsung, dari industri besar hingga perajin UMKM, meskipun keberadaannya tidak banyak seperti dahulu namun kerajinan perak tetap menjadi destinasi wisata di Jogja yang
Kampung wisata Purbayan yang berada di Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta menjadi salah satu tempat wisata wajib untuk dikunjungi. Dengan tagline baru Kampung Pusaka dan Penjaga Tradisi’, Purbayan melakukan rebranding di bulan Agustus 2022, untuk meningkatkan semangat dalam berinovasi di bidang rebranding membuahkan hasil yang positif. Tak hanya kenaikan jumlah wisatawan, Purbayan juga menjadi salah satu kampung wisata atau kamwis terbaik di Kota Yogyakarta. Tak tanggung-tanggung, Purbayan diusulkan masuk dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia ADWI 2023. Pengin lihat keunikan kampung wisata Purbayan, yuk simak penjelasan berikut ini. 1. Asal nama Purbayan foto kamwis Purbayan Purbayan berasal dari nama seorang pangeran yang merupakan anak dari Panembahan Senopati, Pangeran Purbayan. Panembahan Senopati sendiri adalah Raja Mataram Islam yang pertama. Untuk menghormati perjuangan keluarga Kerajaan Mataram Islam, kampung wisata ini pun memilih nama tak mengherankan, jika para wisatawan menemukan tradisi yang kuat di kampung wisata ini. Nuansa kerajaan Islam di kampung yang terletak di Kemantren kecamatan Kotagede ini sangat Kampung pusaka foto kampung wisata Purbayan Sebagai kampung pusaka, Purbayan menyimpan banyak situs peninggalan Kerajaan Mataram Islam dan beberapa rumah tradisional khas Kotagede. Tersebar di beberapa klaster, bangunan tersebut masih dirawat baik oleh warga Ndalem Kedaton yang merupakan bekas keraton dari Panempahan Senopati, Sultan Hanyokrowati, dan Sultan Agung. Ada juga alun-alun yang dahulu merupakan Keraton Mataram, Cokroyudan yang dahulu dipakai sebagai rumah tinggal Pangeran Cokroyuda, Mbumen yang merupakan tempat tinggal Pangeran Mangkubumen, Kemasan yang menjadi tempat bermukim pandai emas, dan Mboharen yang dahulu adalah tempat bermukimnya ulama Kyai lagi situs kerajaan Mataram kuno yang masih tegak berdiri di Kamwis Purbayan antara lain Batu Gilang, situs Bokong Semar, Batu Cantheng, jebolan tembok Raden Ronggo, dan Kompleks Makam Raja Panembahan Senopati. Bisa dibilang, wisatawan pencinta sejarah akan puas mempelajari histori Kerajaan Mataram Islam di Purbayan ini. Baca Juga Kampung Wisata Prenggan, Pusatnya Perajin Perak di Kotagede Baca Juga Ayo Piknik, 5 Kampung Wisata Ini Ada di Sekitar Kotagede 3. Kampung penjaga tradisi foto pengrajin perak Sampai saat ini, Kotagede mempunyai banyak pengrajin perak dan tak sedikit yang berasal dari Purbayan. Sesuai dengan tradisi Kotagede sebagai kota perak, berbagai dihasilkan dengan apik. Tak hanya perhiasan, perak yang dibuat oleh pengrajin pun beraneka seperti hiasan dinding, peralatan makan, hingga lagi, tak hanya melihat hasil karya perajin perak, para wisatawan juga bisa melihat langsung pembuatan perak yang menarik. Untuk mendapatkan kesempatan ini, sebaiknya wisatawan mengikuti paket tur yang sudah disediakan oleh pengurus kampung wisata Rumah Kalang dengan historinya yang menarik foto rumah Kalang rumah Pesik Tak sedikit orang yang datang di Purbayan untuk melihat rumah Kalang. Konon, orang Bali banyak yang berdagang dan memilih menetap di Kotagede, lantas membuat rumah Kalang. Dengan arsitektur Bali dan tambahan Portugis serta Hindi, membuat rumah ini terlihat berbeda dari kebanyakan rumah di rata-rata orang Kalang di Kotagede dikenal sebagai warga yang mapan sehingga tak ragu menggelontorkan banyak uang demi mengadakan upacara adat dan tradisi khas Bali sebagai penghormatan budaya leluhur. Saat ini, orang Kalang hidup menyebar, namun wisatawan masih bisa melihat kesuksesan mereka melalui peninggalan Rumah Kalang Kampung kuliner tradisional dan modern foto cokelat monggo Walau kuat menjaga tradisi, kamwis ini tak juga menyediakan kuliner modern untuk berkembang di Purbayan, misalnya Cokelat Monggo. Pabrik cokelat yang pindah ke Kotagede sejak 2007 ini menghasilkan aneka cita rasa cokelat kemasan berkualitas tinggi. Asyiknya, Monggo juga mempersilakan wisatawan untuk melihat dari dekat proses tradisional di tempat ini juga memiliki daya pikat yang kuat. Camilan seperti banjar, ukel, legamara, dan kembang waru masih banyak dicari masyarakat, lho. Rasanya yang klasik dapat membuat orang bernostalgia melalui camilan keindahan kampung wisata Purbayan, para wisatawan bisa mengambil paket wisata outbound. Selain itu, kamwis ini sering menerima studi banding dan penelitian untuk mengenal arsitektur bangunan sejarah Kerajaan Mataram yang menarik. Apakah kamu tertarik untuk mengunjungi kampung wisata Purbayan ini? Baca Juga 6 Fakta Kipo, Jajanan Khas Kotagede Kesukaan Bangsawan IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
VVwQq. gm8d8g08oh.pages.dev/209gm8d8g08oh.pages.dev/966gm8d8g08oh.pages.dev/346gm8d8g08oh.pages.dev/320gm8d8g08oh.pages.dev/991gm8d8g08oh.pages.dev/646gm8d8g08oh.pages.dev/258gm8d8g08oh.pages.dev/836
perajin perak di kotagede yogyakarta sedang